Misalnya seperti es kopi dan cold brew.
Ukuran ini setara dengan dengan 916 mililiter.
Lantas, mengapa ukuran-ukuran itu yang digunakan dan bukannya small, medium, atau large?
Ini memang menjadi salah satu keunikan Starbucks.
Berdasarkan informasi, ini terinspirasi saat Ketua dan CEO Starbucks Howard Schultz melakukan perjalanan ke Italia pada 1983.
Saat itu, ia terpikat oleh suasana bar kopi Italia.
Bahkan, ia memutuskan untuk meniru konsep tersebut di Amerika Serikat dengan membuat kedai kopi sendiri, yang disebut Il Giornale.
Menurut penulis bernama Karen Blumenthal dalam bukunya yang berjudul Grande Expectation, Schultz ingin menyampaikan gambaran yang berbeda dan sesuatu yang jauh lebih eksotis daripada sekadar jualan kopi lewat kedai yang dirintisnya.
Karena kedai kopi yang dirintisnya dirancang dengan konsep bar kopi Italia, Schultz menginginkan nama yang berbau Italia untuk menu minuman demi mendekatkan pada kesan itu.
Oleh karena itu, ia juga menggunakan istilah yang tidak konvensional, dan cenderung bergaya Italia, dalam menunya, seperti macchiato, latte, dan grande.
Il Giornale yang dirintisnya akhirnya berkembang menjadi franchise Starbucks seperti yang kita kenal sekarang.
Pada 1990-an, menunya mencantumkan tiga ukuran yaitu, short, tall, dan grande.
Baca Juga: Siapa Tahu Berguna, Begini Cara Memesan Kopi di Starbucks untuk Si Pemula, Gak Perlu Bingung!