SajianSedap.com - Kabar kurang menyenangkan kembali dirasakan ibu-ibu se-Indonesia.
Tak lain tak bukan adalah harga cabai yang melonjak.
Di beberapa daerah, harga cabai tembus sampai Rp 100 ribu per kilo.
Bagi masyarakat Indonesia yang tak bisa lepas dari sambal, hal ini cukup merepotkan.
Ditambah lagi jika membeli makan, porsi dan takaran cabai untuk sambal akan berkurang.
Maka tak ada salahnya untuk menanam sendiri di rumah.
Hanya saja, cabai dikenal sebagai tanaman yang sulit tumbuh subur.
Untuk itu, tak ada salahnya mencoba trik berikut ini supaya cabai bisa dengan sempurna di tanam di halaman rumah.
Trik Menanam Cabai yang Tumbuh Subur
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat menanam hingga cabai panen.
1. Siapkan media semai
Sebelum menanamnya, siapkan terlebih dahulu media untuk menyemai benih cabai.
Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1.
Baca Juga: Resep Ayam Cabai Hijau Santan Ala Sajian Sedap yang Dijamin Nikmat Ini Bisa Ditiru Oleh Pemula
Untuk mencegah serangan penyakit, media semai terlebih dahulu di sterilisasi.
Sterilisasi dilakukan dengan mengukus media atau dengan menjemur di panas matahari.
Kemudian didinginkan, dimasukkan ke dalam wadah penyemaian, dan disiram.
Untuk wadahnya, Anda bisa menggunakan polybag kecil, kantung plastik, gelas plastik yang diberi lubang, atau membeli tray semai yang ada di pasaran.
Yang lebih ekonomis, Anda bisa menggunakan kotak telur yang biasa Anda dapatkan saat membeli telur di pasar.
2. Siapkan benih
Untuk benih, Anda bisa menggunakan cabai yang memiliki kualitas baik, dengan buah yang penuh, padar dan matang.
Sebelum disemai, rendam benih dalam air hangat kuku, sekitar 45-50 derajat celsius selama satu jam.
Pilih benih yang mengendap di bawah.
Cara ini juga dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan benih.
Sementara agar tanaman terhindar dari serangan jamur, benih sebaiknya juga direndam dalam larutan fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air selama satu minggu.
Setelah itu benih ditiriskan dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket di tangan saat proses penyemaian.
3. Penyemaian
Benih disemai satu persatu dalam wadah semai yang sudah diisi media semai, dan ditutup dengan media semai halus dengan cara di ayak.
Untuk mempertahankan kelembaban, persemaian ditutup dengan karung plastik atau goni atau daun pisang.
Selama proses samai, lakukan penyiraman dengan sistem semprot agar benih tak terlalu banyak terkena air.
Setelah 5-7 hari, saat benih mulai bertumbih, bukalah penutup persmaian dan segera jemur di bawah sinar matahari dengan penghalang seperti paranet, atau plastik anti UV.
Setelah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 helai, bibit dapat dipindahkan ke dalam pot atau polybag besar.
4. Media tanam dan penanaman
Untuk Anda yang menggunakan pot atau polybag, Anda bisa mencampurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Jika tanah terlalu padat, Anda bisa menambahkan sekam bakar dengan perbandingan antara tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar, 3:2:1.
Ukuran pot atau polybag besar yang dianjurkan adalah 40x50 cm.
Penanaman atau pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mempunyai waktu yang cukup untuk beradaptasi pada malam hari.
Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 lembar.
Sebelum bibit ditanam atau dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh.
Baca Juga: Resep Tumis Oyong Cabai Kering, Menu Rumahan Serba Tumis Dengan Rasa yang Spektakuler
Selanjutnya bibit dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan ditanam pada pot/polybag besar.
Media dijaga agar tidak pecah.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menanam cabai rawit.
Pemeliharaan harus dilakuakan secara disiplin, diantaranya penyiraman, penyiangan, dan pemupukan.
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan.
Penyiangan dilakukan sekali 2 minggu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada didalam dan di sekitar pot atau polybag.
Jika tunas samping serta sebagian daun sudah tumbuh sampai dengan ketinggian 15-25 cm dari permukan tanah segera dipangkas atau dirempel.
Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.
Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya.
Ajir akan berfungsi sebagai penyanggah tanaman.
6. Pemupukan
Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur 1 bulan.
Baca Juga: Resep Tumis Daging Cabai Manis, Menu Dengan Rasa Sedap yang Wajib Dicoba
Pupuk yang diberikan adalah NPK.
Untuk membuat penyiraman, setiap pot atau polybag harus disiram dengan larutan pupuk kurang lebih 200ml, setiap satu kali dalam 10 hari.
Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging atau ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia.
Saringlah terlebih dahulu air cucian beras atau air cucian daging dan ikan sebelum digunakan.
Sedangkan urine ternak yang digunakan adalah yang sudah difermentasi dan banyak dijual di pasaran.
7. Pengendalian hama
Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai adalah serangan hama dan penyakit atau OPT.
Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau.
Penyakit yang banyak menyerang antara lain, virus kuning, busuk buah antraknos, layu fusarium, layu bakteri, bercak daun serkos poradan rebah kecambah.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.
Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan menyingkirkannya.
Selanjutnya disemprotkan pestisi dan abati atau bio pestisida yakni petisida alami seperti minyak seraiwangi dengan dosis 1-3 cc/liter air yang ditambah dengan sedikit detergen.
Baca Juga: Bikin Berbuah Banyak, Takaran Micin untuk Tanaman Cabe Ternyata Segini Jumlahnya
Pestisi dan abati laninnya biasa di buat dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri, bunga kembang paku lempat, tembakau dan lain-lain.
8. Panen dan pasca panen
Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80-90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat tumbuh.
Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah.
Cabai rawit bisa dipanen setiap seminggu sekali.
Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu berproduksi hingga dua sampai tiga tahun.