Dikutip dalam buku Kuliner Tradisional Solo karya Dawud Achroni, minuman ini diketahui populer di kalangan warga Solo sejak tahun 1950.
Nama Es Kapal sendiri diambil dari bentuk gerobak yang digunakan para pedagang untuk menjual es.
Alasannya, gerobak yang digunakan untuk menjual minuman sedikit berbeda dengan gerobak pada umumnya.
Karena salah satu sisi berbentuk runcing, maka terlihat seperti kapal.
Tidak ada arti khusus bagi pedagang untuk menggunakan keranjang ini.
Maka tujuan penjual menggunakan gerobak hanya untuk menarik perhatian pembeli.
Es Kapal ini terbuat dari campuran es serut, santan, dan sirup coklat yang terbuat dari gula jawa.
Dalam penyajiannya, minuman khas Solo ini dilengkapi dengan sepotong roti tawar dan dimakan dengan cara dicelupkan ke dalam minuman.
Cara menikmati roti tawar ini menghadirkan sensasi berbeda dibandingkan hidangan beku lainnya.
Harga segelas Es Kapal yang dijual ke pelanggan cukup murah, hanya Rp 5.000.
Salah satu spot yang bisa Anda kunjungi untuk menikmati minuman satu ini adalah di wilayah Laweyan.