Sejarah dan Filosofi Tang Yuan, Makanan Khas Imlek yang Mirip Wedang Ronde

By Amelia Pertamasari, Selasa, 16 Januari 2024 | 18:05 WIB
Sejarah dan filosofi Tang Yuan sebagai sajian khas Imlek. (Strathcona BIA)

SajianSedap.com - Tahun Baru China atau Imlek akan tiba sebentar lagi. Momen ini menjadi perayaan yang sangat dinantikan orang China di seluruh dunia.

Di Indonesia, Imlek telah ditetapkan sebagai hari libur nasional dan pada tahun 2024 ini dirayakan pada tanggal 10 Februari.

Orang Tionghoa biasa merayakan Imlek dengan makan malam bersama keluarga, sembahyang, berbagi angpau, hingga menonton pertunjukkan barongsai dan liong.

Berbicara makan-makan saat Imlek, banyak makanan khas Imlek yang populer, salah satunya Tang Yuan.

Tangyuan menjadi salah satu kuliner yang kerap ditemui ketika perayaan Imlek maupun Cap Go Meh.

Penganan ini berbentuk bulat, kenyal dan disajikan dengan kuah di sebuah mangkuk kecil.

Masyarakat di Jawa kemudian mengenal tangyuan sebagai ronde. Dengan kata lain, tangyuan merupakan cikal bakal lahirnya wedang ronde.

Dalam buku berjudul Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara (2013) yang ditulis oleh Aji Chen Bromokusumo, dijelaskan bahwa dulunya di Tiongkok tangyuan disajikan ketika Dongzi Festival. Dongzi Festival adalah perayaan terakhir pada penanggalan Imlek.

Di Tiongkok kuno, Dongzi Festival dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga besar. Kemudian mereka akan membuat tangyuan.

Tangyuan dibuat dari tepung ketan yang dibentuk bulat dan diberi warna cerah. Tepung ketan yang dibuat bulat itu diberi isian wijen hitam atau pasta kacang merah yang kaya rasa. Setelah itu disajikan dengan kuah manis atau kaldu daging di sebuah mangkuk.

Bahan tepung ketan yang bersifat lengket disebut mempunyai arti bahwa persudaraan haruslah rekat.

Baca Juga: Kenapa Jeruk Mandarin Identik dengan Imlek? Ternyata Begini Artinya