Tradisi Pasang Batang Tebu di Depan Rumah Saat Imlek, Ada Hubungannya dengan Masa Depan

By Amelia Pertamasari, Jumat, 19 Januari 2024 | 19:10 WIB
Tradisi pasang tebu saat perayaan Imlek. (Google)

Bambu merupakan simbol kehidupan sekuler. Bentuknya berongga, kosong, dan bisa menimbulkan suara. Semakin tua, bambu akan semakin keras sehingga bisa difungsikan sebagai alat rumah tangga, bahan bangunan, alat musik, bahkan senjata.

Bambu juga memiliki karakteristik sulit tumbuh bersama tumbuhan lain, dan hanya menggerombol dengan sesama bambu.

Sedangkan tebu mempunyai sifat berbeda. Air tebu merupakan energi bagi daya tahan dan pertumbuhan.

Tebu dianggap memiliki semangat rela berkorban, sebab setelah manisnya disesap, ampasnya akan dibuang. Semakin tua, tebu akan semakin padat.

Tebu mudah tumbuh di mana saja dengan tumbuhan lain seperti jagung, bahkan dengan rumput. Karena itu, tebu merupakan simbol kehidupan spiritual.

"Selain itu, manis tebu mewakili pengharapan untuk kehidupan yang lebih baik. Ketika kecil, mitos ini melekat kuat di benak saya," tulis Lan Fang.

Lan Fang mengungkapkan, semasa kecil dia berulang-ulang memeriksa sepasang tebu yang dipasang di depan rumahnya selama perayaan Imlek hingga Cap Go Meh.

"Bila saya menemukan banyak semut mulai merayapi atau mengerumuni tebu, saya akan berteriak-teriak dengan gembira: 'Hoki! Hoki!' Itu berati kami sekeluarga akan memasuki tahun baru yang penuh rezeki," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Tradisi Pasang Tebu di Depan Rumah Saat Imlek

Baca Juga: Tradisi Menyediakan 'Nampan Lima Buah' Saat Tahun Baru Imlek di Vietnam, Punya Makna Mendalam