Perbedaan Ragi Kering dan Ragi Basah untuk Membuat Milk Bun Thailand

By Idam Rosyda, Sabtu, 24 Februari 2024 | 08:40 WIB
perbedaan ragi kering dan ragi basah (freepik)

SajianSedap.com - Ragi merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam pembuatan roti atau kue.

Ragi mengandung mikroorganisme hidup.

Mikroorganisme ini jika terkena tepung dan air akan hidup dan berkembang.

Tak heran jika roti akan mengembang jika menggunakan ragi.

Secara umum ada 2 jenis ragi yaiotu ragi basah dan ragi kering.

Ragi kering ini bisa juga ditemukan pada ragi instan.

Bagi oranga wam tentu cukup membingungkan jika membedakan keduanya.

Perbedaan Ragi Kering dan Ragi Basah

Lantas apa sih bedanya ragi kering dan ragi basah atau ragi segar ini?

Ada empat perbedaan utama antara ragi kering (ragi kering aktif dan ragi instan) dan ragi segar (atau ragi kue) dilansir dari Master Class.

1. Tekstur

Ragi segar yang dikompres memiliki konsistensi yang lembab dan rapuh, seperti balok keju feta.

Ragi kering, baik kering aktif maupun instan, terlihat dan terasa seperti pasir atau tepung jagung.

Baca Juga: 3 Cara Memanaskan Croissant Agar Kembali Renyah Setelah Disimpan, Ada yang Tidak Perlu Pakai Oven

2. Umur simpan

Ragi kering instan dan aktif memiliki umur simpan lebih lama dibandingkan ragi segar.

Ragi kering dan instan aktif tetap dapat digunakan selama beberapa bulan bila disimpan pada suhu kamar, sedangkan ragi segar harus digunakan dalam waktu satu atau dua minggu dan tidak boleh keluar dari lemari es.

Ragi instan memiliki kadar air paling rendah dibandingkan ketiga ragi komersial, sehingga memiliki umur simpan paling lama.

3. Aktivasi

Ragi kering aktif memerlukan tahap proofing atau pembungaan sebelum dapat dimasukkan ke dalam adonan.

Ini melibatkan menggabungkan butiran ragi kering dengan air hangat dan mengaduk sampai muncul gelembung.

Baik ragi segar maupun ragi instan lewati langkah ini.

4. Waktu mengembang

Proses pengeringan yang terlibat dalam produksi ragi kering aktif membunuh sekitar seperempat sel ragi.

Sel-sel ragi yang mati tersebut membentuk lapisan pelindung di sekitar sel-sel hidup, memperlambat fermentasi dan menghasilkan rasa ragi yang terasa.

Ragi segar dan ragi instan mengandung lebih banyak sel ragi hidup, sehingga menghasilkan lebih banyak karbon dioksida dibandingkan ragi kering aktif, sehingga menghasilkan pertumbuhan yang lebih besar dan cepat.

Nah itulah perbedana dari ragi kering dan ragi basah.

Pilih sesusai kebutuhan Anda saat ingin membuat roti ya Sase Lovers!

Baca Juga: Bukan Air Sumur, Cara Ampuh Agar Baju Putih Tak Menguning dan Tetap Kinclong Harus Dicuci Pakai Air ini