Tak Bisa Buka Tutup Botol Jadi Pertanda Gangguan Mental? Ini Kata Ahli

By Raka, Minggu, 25 Februari 2024 | 19:29 WIB
Buka tutup botol bisa menjadi pertanda gangguan mental (newscientist)

SajianSedap.com - Sejak pandemi berlangsung, membawa botol minum sendiri memang sudah jadi kebiasaan.

Bahkan tak jarang ada yang mengoleksi botol agar bisa digunakan di hari yang berbeda.

Sekilas memang terlihat mudah membuka tutup botol.

Tapi, justru hal tersebut bisa jadi tanda bahkan kita memiliki masalah kesehatan.

Terutama bagi yang kesulitan buku tutup botol.

Kok bisa?

Melansir dari Kompas.com, seiring bertambahnya usia, otot manusia cenderung melemah secara alami dan dampaknya bisa lebih parah ketika tidak rajin dilatih.

Kondisi ini tentu dapat memengaruhi kekuatan tubuh termasuk bagian lutut, pinggul, punggung sampai kekuatan genggaman.

Khususnya pada kekuatan genggaman, para ahli menyebutkan bahwa kekuatan otot di pada cengkeraman seseorang bisa mengindikasikan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Para peneliti mengatakan bahwa kekuatan cengkeraman tangan bisa jadi "tanda biologis" pada orang dewasa atau yang lebih tua.

Dengan kata lain, kekuatan otot tangan, pergelangan tangan dan lengan bisa menunjukkan banyak hal seputar seberapa sehat orang tersebut.

Baca Juga: 2 Tips Jitu Memilih Kulit Lumpia di Pasar, Jangan Dibeli Kalau Ada Tanda-tanda ini

Bahkan ada beberapa risiko yang mudah dikenali seperti cedera, kondisi kesehatan mental dan lain sebagainya jika kekuatan otot semakin lemah.

Melansir laman Cleveland Clinic, berikut korelasi antara tidak mampu membuka tutup botol atau toples dengan kondisi kesehatan seseorang.

Hal ini seperti dikatakan dokter Ardeshir Hashmi, MD via Kompas.com:

1. Kekuatan otot melemah

Ketidakmampuan seseorang membuka tutup botol atau stoples dengan genggamannya merupakan pertanda bahwa orang tersebut memiliki otot yang lemah.

Kemungkinan terbesarnya adalah seseorang mengalami kehilangan massa otot dan kekuatannya karena bagian tangan jarang dilatih sehingga komposisinya tergantikan oleh lemak.

Secara medis kondisi ini disebut sarkopenia.

Dalam sebuah penelitian, para ahli menemukan hubungan antara kekuatan genggaman, berjalan dan menaiki tangga.

Pria cenderung memiliki lebih banyak masalah mobilitas saat kekuatan genggaman mereka bermasalah.

Mobilitas yang menurun ini lambat laun bisa semakin lemah bahkan berisiko mengalami jatuh dan patah tulang.

2. Kekebalan tubuh terganggu

Seiring bertambahnya usia, kekebalan tubuh kita juga terus menurun dan lebih rentah terhadap infeksi.

Proses ini kerap disebut sebagai immunosenescence atau proses penuaan memengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi.

Baca Juga: Cara Mengetahui Kue Keranjang Sudah Basi, Begini Tanda-tandanya

Massa otot yang berkurang seperti tidak mampu membuka tutup botol bisa jadi pertanda bahwa kita kehilangan sebagian kemampuan untuk merespons virus atau bakteri yang membuat kita sakit.

Penelitian juga membuktikan bahwa kekuatan cengkeraman yang buruk dapat menjadi indikator sistem kekebalan tubuh yang lemah.

3. Risiko tinggi penyakit kronis

Dr Hashmi mengatakan, kekuatan genggaman yang melemah juga termasuk peringatan adanya risiko penyakit kronis yang tinggi.

Kondisi ini disebabkan oleh penurunan massa otot yang membuat kita lebih sulit berolahraga, mengarah pada gaya hidup tidak aktif, risiko kelemahan yang tinggi dan penyakit kronis mudah menghampiri.

Sejumlah risiko penyakit kronis yang tinggi itu meliputi diabetes, penyakit jantung, gagal jantung, obesitas, hingga badan terlalu kurus.

4. Kesehatan mental terganggu

Dampak penurunan massa otot pada cengkeraman juga dapat memengaruhi atau menjadi indikasi bahwa ada kesehatan mental yang terganggu.

Misalnya saja kekuatan cengkeraman yang lemah bisa menyebabkan mobilitas berkurang dan kondisi itu kemungkinan memicu seseorang merasa kesepian.

Dalam hal ini, kekuatan otot juga bisa berdampak pada keterbatasan fisik dan kesehatan mental, seperti depresi hingga mengalami gangguan tidur.

Kurangnya mobilitas juga dapat membuat kita tidak bisa berkumpul menghabiskan waktu bersama orang terkasih, membuat kita terisolasi, merasa kesepian hingga berdampak pada fungsi kognitif otak dan kesehatan emosional.

5. Kualitas hidup menurun

Beberapa dampak di atas sudah menjelaskan bahwa hal tersebut bisa mengindikasikan penurunan pada kualitas hidup seseorang.

Pada dasarnya, kekuatan genggaman seseorang bisa memprediksi kesehatan kita di masa mendatang.

Baca Juga: 4 Tanda-tanda Lapis Legit Sukses Dibuat, No. 2 Sering Dikira Paling Berhasil

Kondisi itu bisa menjadi pertanda bahwa ada otot yang semakin lemah, risiko tinggi komplikasi penyakit kronis yang kemudian bisa membuat seseorang tidak berdaya.

Fakta sebaliknya menunjukkan, seseorang yang sudah berumur tapi masih memiliki kekuatan cengkeraman yang kuat.

Ini menandakan bahwa dirinya tetap bisa hidup aktif, mempermudah segala aktivitas, mempertahankan mobilitas dan kualitas hidup juga meningkat.

Baca Juga: Cara Mendeteksi Ikan Segar Tanpa Formalin, Begini Tanda-tandanya