SajianSedap.com - Pernah dengar bromat?
Belakangan ini penggunaan bromat ramai diperbincangkan di berbagai media sosial.
Bromat sering digunakan untuk bahan tambahan makanan yang sering digunakan dalam industri makanan sebagai pemutih dan pengembang.
Bahan apa saja, sih yang sering menggunakan bromat?
Biasanya, bromat digunakan untuk roti begel, donat, muffin, kue kering dan air mineral.
Bromat dapat ditemukan di air minum dalam kemasan (AMDK) ketika melalui proses ozonisasi untuk menghilangkan bau, rasa, dan warna pada air.
Padahal, sebenarnya bromat tak boleh ada di dalam produk makanan atau minuman, lo.
Karena penggunaan bahan tersebut dapat berbahaya untuk kesehatan.
Seperti memicu nyeri perut, diare, dan muntah.
Batas Aman Penggunaan
Lalu, apa yang harus dilakukan jika sudah terpapar oleh kandungan bromat?
Anda bisa mempertimbangkan jumlah kandungan gizi di label pada setiap makanan.
Baca Juga: Cabai Makin Mahal, Mending Coba Menanam Cabai dengan Botol Bekas Air Mineral ini
Salah satunya adalah kandungan bromat.
Bromat adalah senyawa yang dihasilkan dari proses ozonisasi.
Ozon yang digunakan untuk mendesinfikasi air mineral ini bersifat oksidator.
Sementara di air mineral sudah ada bromida alami yang bermuatan negatif.
Bromida alami bisa bereaksi dengan ozon yang membentuk bromat atau BRO3.
Bromat ini merupakan karsinogen yang bisa menyebabkan kanker, infeksi lambung hingga kerontokan pada rambut.
WHO menetapkan bahwa kandungan bromat yang aman untuk air minum adalah 0,01 miligram per liter dan jumlah tersebut tergolong aman karena tidak akan berdampak negatif untuk kesehatan.
Sebaiknya, Sase Lovers bisa mencari minuman dengan kandungan bromatnya yang masih ada di ambang batas normal dan aman untuk dikonsumsi.
Jangan pilih kandungan bromatnya yang sudah di atas ambang normal dan sebaiknya dihindari.
Yuk, mulai sekarang cerdas memilih makanan atau minuman!
Cintai tubuh dan keluarga, ya.