Sejarah Kue Nastar yang Tak Banyak Orang Tahu, Ternyata Berasal dari Negara ini

By Ulfa, Minggu, 10 Maret 2024 | 16:31 WIB
Ini dia sejarah kue nastar (Tokopedia)

SajianSedap.com - Siapa yang suka kue kering nastar?

Nastar merupakan kue yang identik dengan hari perayaan, terutama Hari Raya Idul Fitri.

Makanya, saat lebaran wajib rasanya menyediakan nastar di meja makan sebagai suguhan.

Rasanya yang manis dan kuenya yang empuk saat digigit jadi kesukaan banyak orang.

Tetapi, bagaimana nastar bisa menjadi identik dengan perayaan Lebaran, ya?

Dari mana asal kue kering ini?

Nah, mengutip dari Kompas.com, berikut ini sejarah nastar, kue yang identik dengan perayaan Lebaran.

Sejarah Nastar

Dilansir dari laman Indonesian Chef Association, sama seperti kastengel, nastar juga berasal dari Belanda.

Bahkan penamaan kue itu juga menggunakan bahasa negeri kincir angin tersebut, yakni nanas dan taartjes atau tart.

Resep nastar terinspirasi dari pie ala Belanda yang dibuat dalam loyang besar dengan filling atau isian berupa selai blueberry, apel, maupun stroberi.

Baca Juga: Cara Membuat Nastar Tanpa Oven, Praktis dan Juga Hemat Listrik

Akan tetapi, orang Belanda kesulitan mendapatkan buah-buahan tersebut dengan tingkat kematangan yang sama seperti di negara asalnya saat hendak membuat pie di Nusantara.

Akhirnya, mereka mengganti buah-buahan tersebut dengan buah nanas yang banyak tumbuh di Indonesia.

Selain karena ketersediaannya yang berlimpah, buah nanas dipilih karena memiliki rasa manis dan asam yang dapat menghasilkan cita rasa seperti buah berry serta apel.

Perkembangan nastar di Indonesia

Menurut Chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang, nastar mengalami berbagai modifikasi dalam perkembangannya di Tanah Air, baik isian maupun adonannya. 

"Jika di Belanda pie diolah dalam loyang besar, di Indonesia, adonan yang ada dibentuk bulatan kecil agar lebih mudah dikonsumsi. Sekali ambil, bisa langsung habis," kata Andreas.

Pada awal kehadirannya di Indonesia, hanya bangsawan atau priyayi saja yang dapat mencicipi kue nastar.

Akan tetapi, saat ini nastar bisa dikonsumsi oleh siapa saja.

Selain karena proses pembuatannya yang cukup mudah, nastar pun semakin mudah dijumpai di pasaran, terutama menjelang Lebaran Idul Fitri.

Nastar dekat dengan berbagai budaya

Nastar sebenarnya tak hanya lekat dengan momen Idul Fitri saja.

Menurut Chef Andreas, nastar juga sering diolah oleh warga Tionghoa saat mendekati perayaan Imlek.

Baca Juga: Apakah Nanas Madu Bisa Dijadikan Isian Nastar? Begini Penjelasan dari Chef

Alasannya, nastar dianggap sebagai lambang datangnya keberuntungan bagi siapa pun yang mengonsumsinya.

Dalam bahasa Hokian, nastar disebut Ong Lai atau buah pir emas.

Warna kuning keemasan dari adonan yang matang sempurna serta isiannya yang manis legit, adalah lambang rezeki yang manis serta berlimpah.

Akan tetapi, masih ada perdebatan yang menyelimuti kue lezat tersebut.

Sebagian masyarakat menganggap nastar sebagai kue kering, sedangkan sebagian lainnya memasukkan nastar ke dalam kelompok kue basah atau cake.

Pasalnya, nastar yang berisi selai nanas terasa lembap dan lembut karena memiliki sedikit kandungan air.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Nastar, Kue yang Identik dengan Perayaan Lebaran".

Baca Juga: Tips dari Chef Terkenal Agar Bagian Dalam Nastar Lembut dan Tidak Keras, 1 Trik Ini Kuncinya