Mengenal Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tradisi Unik Berbagi Hasil Bumi Kepada Masyarakat

By Amelia Pertamasari, Sabtu, 30 Maret 2024 | 18:41 WIB
Grebeg Syawal di Yogyakarta untuk perayaan lebaran. (Kompas)

SajianSedap.com - Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan penting bagi umat Islam di seluruh dunia yang menandai berakhirnya bulan puasa Ramadan.

Lebaran atau hari raya Idul Fitri ini jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam penanggalan Hijriyah.

Meskipun perayaan ini memiliki kesamaan dalam esensi religiusnya, berbagai daerah memiliki tradisi tersendiri.

Di Indonesia, kita mengenal berbagai tradisi yang dilakukan sebelum, selama, dan setelah Idul Fitri.

Satu tradisi yang sangat populer adalah "Mudik" atau pulang kampung, di mana orang-orang kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar.

Selain itu, ada pula ziarah ke makam, berkumpul bersama keluarga, takbiran di malam hari, salat id, serta menyantap hidangan khas Lebaran seperti ketupat dan opor.

Di beberapa daerah, terdapat juga tradisi khas seperti grebeg syawal yang digelar oleh keraton Yogyakarta.

Tradisi Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta

Garebeg atau Grebeg adalah salah satu upacara penting di Keraton Yogyakarta yang dilakukan tiga kali setahun sesuai penanggalan Jawa.

Dilansir dari laman kratonjogja.id, sebutan Garebeg atau Grebeg memiliki arti diiringi atau diantar oleh orang banyak yang merujuk pada iring-iringan para prajurit dan Abdi Dalem dalam membawa gunungan dari keraton menuju Masjid Gedhe.

Grebeg Syawal dihelat Keraton Yogyakarta pada tanggal 1 Syawal atau di Hari Raya Idul Fitri.

Sementara Grebeg Besar dihelat pada tanggal 10 Besar (Idul Adha) dan Grebeg Mulud pada tanggal 12 Mulud (Maulid Nabi).

Baca Juga: Mengenal Babacakan, Tradisi Makan Bersama Khas Masyarakat Kota Pandeglang, Banten Menyambut Lebaran