SajianSedap.com - Membuat tape ketan tentu adalah hak yang biasa.
Makanan ini pun banyak dijual di pasaran.
Paduan rasa manis dan asamnya memang begitu menyegarkan ketika disantap.
Namun bagi orang Betawi, ternyata ada mitos saat membuat tape loh.
Membuat tape ternyata tidak bisa sembarangan.
Bahkan ada beberapa mitos yang tidak boleh dilanggar.
Kira-kira mitosnya apa saja ya?
Yuk simak.
Mitos Membuat Tape Ketan Betawi
1. Tidak boleh emosi
Syarat pertama untuk membuat tape ketan adalah kita harus dalam kondisi tenang baik dalam pikiran dan hati.
Untuk itu, kita tidak boleh memendam amarah atau jengkel jika ingin membuat tape ketan.
Katanya nanti akan gagal hasilnya.
Baca Juga: 6 Oleh-oleh Makanan Khas Magelang, Jangan Lupa Dibeli Saat Pulang Mudik Lebaran
Entah rasanya yang terlalu asam atau butiran ketan yang masih keras.
2. Tidak boleh kotor
Sebelum membuat tape ketan, kita harus mandi, keramas, dan berwudhu.
Bahan-bahan yang digunakan pun juga harus bersih.
Selain itu, bagi para wanita tidak boleh dalam keadaan menstruasi saat membuat tape ketan.
Saat proses fermentasi, ketan harus didiamkan selama kurang lebih 3 hari.
Selama proses fermentasi berlangsung, pasangan suami dan istri yang membuat juga tidak boleh berhubungan intim.
Banyak yang mengatakan kalau sampai syarat ini dilanggar, maka hasil tape ketan bisa berlendir.
3. Tdak boleh berisik
Ini adalah syarat yang paling unik.
Konon saat mengukus tape ketan, orang yang memasaknya tidak boleh berisik.
Bahkan sebagian besar tidak bersuara dan tidak akan bisa diajak mengobrol.
Mereka baru boleh mengobrol jika ketan sudah selesai dikukus dan hasilnya berhasil.
Sebagian besar masyarakat Betawi percaya dengan mitos ini.
Bukan karena hal mistis, melainkan lebih kepada kehigienisan saat membuatnya.
Wah ternyata membuat tape bagi masyarakat Betawi ada mitosnya.
Sase Lovers sudah tahu belum?