Tapi tidak semua demikian, karena ada yang bikin semacam teman tidur yang bisa dipeluk.
Akhirnya lahirlah guling yang sering disebut juga sebagai ‘Dutch Wife’ yang dianggap sebagai istri mereka dan bisa dipeluk saat tidur.
Jadi guling praktis cuma terkenal di Belanda dan Indonesia, meski guling juga sudah dikenal di beberapa negara lain.
Kiblat pembangunan hotel di Indonesia juga mengacu pada hotel-hotel di barat.
Dalam service hotel ala barat, tidak dikenal adanya guling.
Jadi hotel di Indonesia pun juga tidak menyediakan guling, meskipun ada beberapa yang menyediakan.
2. Guling tidak higienis
Bayangkan saja, tamu-tamu hotel bisa datang dari bermacam-macam kalangan.
Berbeda dengan bantal yang cuma kena kepala, guling bisa ‘diapa-apakan’ oleh tamu hotel.
Bisa dipeluk atau dimain-mainkan, apalagi banyak juga tamu yang tidur dengan tanpa mengenakan busana.
Gesek-gesekan antara kulit manusia yang bermacam-macam dengan guling bikin benda yang satu ini kotor banget.
Apalagi kalau tamunya tidak mandi atau punya penyakit kulit.
Baca Juga: Cuma 3 Menit Menggosok Lutut dengan Baking Soda Setiap Hari, Hasilnya Bikin Semua Terpukau