Bagian atas tumpeng biasanya terdiri hanya dari satu butir nasi.
Itu adalah simbol dari Tuhan yang Maha Esa.
Ia menjelaskan, makin ke bawah adalah umat dengan berbagai tingkat kelakuannya.
Makin banyak adalah umat yang kelakuannya tidak begitu baik, yang sempurna hanya sedikit, makanya tidak boleh dipotong puncaknya.
(Baca juga: Selalu Terlihat Glamour, Sahur Pertama Keluarga Ashanty Ternyata Sederhana Banget, Contek, Yuk!)
(Baca juga: Dengan Tips Ini, Kolang-Kaling Dijamin Tidak Berbau Asam, Mudah Ditiru Semua Orang)
Seperti diberitakan Kompas Travel, memotong tumpeng dari bagian puncak, justru menyalahi filosofi tumpeng yang merupakan representasi hubungan manusia dengan Tuhan.
Kalau dipotong puncaknya berarti memotong hubungan umat dengan Tuhan.
Dipotong atasnya juga membuat lauk di bawahnya tidak ikut terambil.
Murdjati juga mengatakan bahwa cara memotong tumpeng sebenarnya terpengaruh oleh budaya Barat, yakni memotong kue.
Lalu bagaimana cara makan tumpeng yang benar?
Menurutnya, memakan tumpeng harus dilakukan bersama-sama dan diambil pakai tangan mulai dari bawah.