Memotong Tumpeng Dari Atas Itu Ternyata Keliru! Ternyata Begini Cara yang Benar dan Baik

By Sajian Sedap, Jumat, 25 Mei 2018 | 04:50 WIB
Memotong Tumpeng Dari Atas Itu Ternyata Keliru! Ternyata Begini Cara yang Benar dan Baik (Sajian Sedap)

SajianSedap.grid.id – Tumpeng banyak disajikan dalam suatu acara khusus, seperti pada saat ulang tahun atau syukuran.

Salah satu kebiasaan yang kita tahu adalah saat peresmian, kita harus memotong puncak tumpeng.

Memotong bagian puncak tumpeng dianggap sangat penting pada suatu acara.

Namun, tahukah Anda, memotong puncak tumpeng tersebut merupakan sebuah kesalahan?

Ternyata cara memotong seperti itu dianggap menyalahi makna sebenarnya dari tumpeng.

Lalu bagaimana yang benar, ya?

Mari simak bersama-sama di bawah ini.

(Baca juga: Dengan Tips Ini, Kolang-Kaling Dijamin Tidak Berbau Asam, Mudah Ditiru Semua Orang)

(Baca juga: Tak Sulit Membuat Rendang Daging Enak Kalau Pakai Resep Ini)

Filosofi dan Cara Memotong Tumpeng

Kata Murdjati Gardijito, peneliti di pusat studi pangan dan gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mengatakan bahwa tumpeng berasal dari Jawa, tapi terdapat pengaruh dari budaya Hindu India.

Murdjati menyebutkan bahwa bentuk tumpeng yang kerucut, lebar di bawah dan runcing di atas, sebenarnya adalah representasi dari Gunung Mahameru di India yang dianggap sebagai tempat sakral dan tempat bermukimnya para dewa.

Bagian atas tumpeng biasanya terdiri hanya dari satu butir nasi.

Itu adalah simbol dari Tuhan yang Maha Esa.

Ia menjelaskan, makin ke bawah adalah umat dengan berbagai tingkat kelakuannya.

Makin banyak adalah umat yang kelakuannya tidak begitu baik, yang sempurna hanya sedikit, makanya tidak boleh dipotong puncaknya.

(Baca juga: Selalu Terlihat Glamour, Sahur Pertama Keluarga Ashanty Ternyata Sederhana Banget, Contek, Yuk!)

(Baca juga: Dengan Tips Ini, Kolang-Kaling Dijamin Tidak Berbau Asam, Mudah Ditiru Semua Orang)

Seperti diberitakan Kompas Travel, memotong tumpeng dari bagian puncak, justru menyalahi filosofi tumpeng yang merupakan representasi hubungan manusia dengan Tuhan.

Kalau dipotong puncaknya berarti memotong hubungan umat dengan Tuhan.

Dipotong atasnya juga membuat lauk di bawahnya tidak ikut terambil.

Murdjati juga mengatakan bahwa cara memotong tumpeng sebenarnya terpengaruh oleh budaya Barat, yakni memotong kue.

Lalu bagaimana cara makan tumpeng yang benar?

Menurutnya, memakan tumpeng harus dilakukan bersama-sama dan diambil pakai tangan mulai dari bawah.

Lalu puncaknya terus turun sampai akhirnya puncak itu menjadi satu dengan dasarnya, yang berarti 'manunggaling kawulo lan Gusti' atau yang artinya Sang Pencipta tempat kembali semua makhluk.

Jika merasa tidak mau makan tumpeng memakai tangan, memakannya dengan sendok pun tidak apa-apa.

Asalkan, tumpeng dimakan dari bagian bawah, bukan dipotong dari bagian atas atau puncaknya.

Sekarang sudah tahu kan, bagaimana cara memotong tumpeng yang benar?

Semoga info ini bermanfaat! (SA/ SCI)

(Baca juga: Tampil Bugar Meski Sudah Berumur, Lakukan 5 Hal ini Sekarang Juga!)

(Baca juga: Minyak Goreng Harus Dibuang Setelah Menggoreng Bahan-Bahan Ini, Apa dan Mengapa, Ya? )