Mondelez Internasional Sejahterakan Petani Cokelat Melalui Program Cocoa Life

By Ellytarahma, Minggu, 5 Agustus 2018 | 18:45 WIB
Diskusi Cokelat oleh Mondelez Indonesia (Ki-Ka Fadly Rahman selaku Food Historian, Andi Sitti Asmayanti) ()

Sajiansedap.id - Cokelat telah menjadi camilan favorit semua kalangan baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Cita rasa cokelat yang manis dan lembut menjadi alasan banyak orang untuk menyukai camilan satu ini.

Selain nikmat, cokelat juga dikenal memiliki khasiat yang luar biasa untuk tubuh, baik untuk kesehatan maupun kecantikan.

Tidak heran jika camilan manis ini digandrungi banyak orang.

Mondelez Indonesia, sebagai salah satu produsen camilan cokelat terbesar beberapa waktu lalu mengajak rekan-rekan media untuk berdiskusi mengenai sejarah perjalanan coklat di Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh Fadly Rahman, Dosen Universitas Padjajaran dan Food Historian, Sachin Prasad, Presiden Direktur Mondelez Indonesia, dan Andi Sitti Asmayanti, Cocoa Life Director for Southeast Asia, Mondelez Internasional.

BACA JUGA: Siap Jadi Istri! Tasya Kamila Bahkan Bisa Masak Enak di Dapur Kecil Apartemennya

Sejarah Panjang Coklat di Indonesia

Sebelum masuk ke Indonesia, biji kakao sebagai bahan dasar cokelat pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Amerika Tengah.

"Masyarakat Amerika Tengah, suku Maya dan Aztec mengolah biji kakao menjadi minuman yang mereka sebut sebagai chocoatl yang artinya minuman pahit. Inilah asal dari kata chocolate atau yang kita sebut sebagai coklat," jelas Fadly Rahman.

Biji Coklat yang awalnya berasal dari Amerika Selatan ini kemudian dibawa ke Spanyol oleh penjelajah asal Spanyol, Hernan Cortes.

Di sinilah awal ekspansi cokelat di benua eropa di mulai hingga akhirnya dibawa ke Indonesia dan ditanam subur di sini oleh Belanda pada abad ke-16 sekitar tahun 1560.

Hingga kini, Indonesia merupakan salah satu penghasil biji kakao terbesar di Dunia.

BACA JUGA: Dari Lamaran Hingga Pengajian, Ini Makanan yang Selalu Ada di Pernikahan Tasya & Randi

Konsumsi Cokelat di Indonesia

Meskipun merupakan salah satu penghasil biji kakao terbesar di dunia, ternyata konsumsi cokelat masyarakat indonesia masih rendah, hanya mencapai 0,5 kilogram perkapita pertahun.

Hal ini tentu berada di bawah konsumsi cokelat di Malaysia yang mencapai 1,5 kilogram perkapita pertahun dan negara-negara Eropa yang mencapai angka 10 kilogram perkapita pertahun.

Dengan data yang disertakan, konsumsi cokelat masyarakat Indonesia yang masih rendah mempengaruhi industri coklat yang sebenarnya potensial di Indonesia.

menurut Sachin Prasad, Indonesia memiliki kualitas biji kakao yang baik, bahkan salah satu yang terbaik di dunia.

BACA JUGA: Si Kecil Pasti Semakin Doyan Sayur Kalau Sudah Disajikan Tumis Buncis Sosis

Cocoa Life Berusaha Mensejahterakan Petani Coklat di Indonesia

Hal ini kemudian mendorong Mondelez Internasional sebagai produsen produk cokelat terbesar di dunia merasa bertanggung jawab untuk meningkatkan produksi cokelat di Indonesia dan membangun kesadaran mengonsumsi cokelar di Indonesia.

Melalui program Cocoa Life, Mondelez Internasional berusaha untuk memajukan petani kakao di Indonesia agar Indonesia tetap menghasilkan biji cokelat terbaiknya.

Program-program yang diusung oleh Cocoa Life meliputi sosialisasi pembudayaan tanaman kakao menjadi lebih modern, pemberian pupuk, hingga pemberian bibit kakao unggul.

Tidak hanya itu, Cocoa Life juga memberikan pelatihan kepada kaum wanita dan memberikan pendidikan kemandirian bagi wanita istri petani cokelat.

Diharapkan dengan adanya program Cocoa Life, petani kakao di Indonesia bisa melakukan produksi biji kakao lebih banyak, lebih maju, dan lebih sejahtera.

BACA JUGA: Kalau Makan Bubur Srontol Ini, Rindu Kampung Halaman Terbayar Sudah

BACA JUGA: Suka Makanan Super Manis Ini, Ajaib Istri Panji Trihatmodjo Bisa Tetap Langsing!