Marki mengatakan, perilaku anak-anak dan orangtua mereka semakin buruk dari tahun ke tahun.
Hal tersebut membuatnya memasang papan larangan di depan pintu masuk.
Dia memberi contoh anak-anak sering menjatuhkan taplak meja, memecahkan gelas wine, maupun berlarian di sekitar pramusaji yang sedang membawa nampan makanan.
Baca Juga : Jarang Terekspos, Cantik dan Awet Mudanya Istri Mandra Saat Makan Bersama Bikin Salah Fokus
Orangtua mereka kadang tidak memperhatikan, bahkan ada yang tersenyum dengan ulah mereka. Puncaknya tatkala anak itu merusak properti restoran.
"Kami mendirikan tempat ini tidak untuk membesarkan anak-anak. Melainkan memberi kepuasan kepada para tamu," kata Marki dilansir DPA.
Komentar Marki mendapat tanggapan dari acting Kepala Kantor Anti-diskriminasi Jerman Bernhard Franke.