Sering Konflik Berebut Budaya, 6 Kuliner Ini Justru Jadi Pengerat Hubungan Indonesia dan Malaysia

By Ellytarahma, Kamis, 6 September 2018 | 20:10 WIB
Kuliner yang Mempererat Hubungan Indonesia dan Malaysia (thehoneycombers.com)

Sajiansedap.id - Memiliki wilayah yang berdekatan budaya yang hampir sama, tidak serta merta membuat hubungan Indonesia dan Malaysia akur.

Bahkan, kedua negara ini memiliki konflik kecil berupa perebutan kepemilikan budaya.

Padahal jika ditarik dari sejarah, Malaysia dan Indonesia Bagian Barat memiliki budaya yang serumpun, yaitu Indo-Melayu.

Hal inilah yang terkadang membuat beberapa budaya di Pulau Sumatera dan negara Malaysia hampir sama, termasuk kuliner.

Baca Juga : Beralaskan Bantal Semangka, Sarwendah Pangku Thalia Membaca Dongeng dengan Bahasa Dewa

Tidak hanya budaya, kita juga memiliki beberapa jenis kuliner yang sama.

Namun, dibanding menimbulkan konflik, kesamaan ini justru semakin mengeratkan hubungan Indonesia dan Malaysia.

Berikut adalah jenis kuliner pencipta suasana damai tersebut.

1. Kwetiau

Kwetiau

Jika menganggap bahwa kwetiau merupakan makanan khas Tiongkok, maka perkiraan Anda salah besar.

Makanan yang terbuat dari mi berbentuk pipih ini merupakan makanan Melayu asli.

Tidak heran kalau kwetiau selalu ada di menu-menu restoran Melayu.

Baca Juga : Bikin Momen Santai Bersama Keluarga Jadi Lebih Seru Dengan Resep Bola-Bola Sosis Sayur

Rasanya yang gurih dan tekstur mi yang cenderung kenyal membuat makanan ini favorit banyak orang.

Meskipun ada di kedua negara, namun terdapat perbedaan dalam hal penyebutan nama makanan ini di masing-masing negara.

Jika di Indonesia makanan ini disebut kwetiau, maka orang Malaysia menyebutnya dengan nama Char Kuey Teow.

2. Mi Ayam

Mi Ayam

Varian hidangan mi sepertinya memang sudah jadi favorit banyak orang.

Hal ini dibuktikan dengan berbagai hidangan mi yang ada di seluruh dunia.

Termasuk di Malaysia dan Indonesia.

Namun, untuk kedua negara ini, hidangan mi menjadi lebih istimewa karena memiliki cita rasa, bentuk, dan tampilan yang sama.

Baca Juga : Wajib Tahu! Pemerintah Aceh Mulai Terapkan Fatwa Wanita Dilarang Ngopi Semeja dengan Laki-Laki

Mi ayam merupakan makanan yang tidak hanya menjamur di seluruh negeri, tapi juga dihidangkan di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Hidangan mi yang bertekstur tipis, empuk, dan dilengkapi dengan potongan ayam manis dan sayuran ini merupakan menu populer dari tanah Melayu.

Jika di Indonesia hidangan ini disebut mi ayam, maka di Malaysia, mi jenis ini disebut sebahai hakke mee.

3. Nasi Goreng

Nasi Goreng

Nasi sudah menjadi makanan pokok sebagaian besar orang di dunia, terutama benua Asia.

Hal ini menyebabkan hampir tidak ada negara yang mengonsumsi nasi, tidak memiliki sajian nasi goreng.

Hanya saja, biasanya nasi goreng disajikan berbeda-beda sesuai dengan cita rasa khas negara tersebut.

Baca Juga : Tak Kalah Dari Zaenab, Begini Potret Cantik Istri Rano Karno Yang Jago Masak Sampai Punya Restoran

Sebut saja Korea Selatan yang memiliki nasi goreng kimchi.

Atau India yang memiliki nasi briyani, nasi rempah yang mirip dengan nasi goreng.

Begitu pula dengan Indonesia dan Malaysia, juga memiliki nasi goreng khasnya masing-masing.

Dari perbedaan yang dimiliki nasi goreng di setiap negara, Indonesia dan Malaysia memiliki cita rasa nasi goreng yang hampir sama.

Hal ini disebabkan oleh penggunaan bumbu rempah yang hampir sama pada hidangan nasi gorengnya.

Tidak hanya itu, orang-orang Indonesia dan Malaysia juga merupakan penggemar makanan pedas.

Sehingga, nasi goreng di dua negara ini terkenal dengan cita rasa pedasnya.

Baca Juga : Cuma Makan Pakai Nasi dan Kecap, Pasti Enggak Percaya Kalau Ini Cucu Salah Satu Orang Terkaya Se-Indonesia

4. Nasi Lemak

Nasi Uduk atau Nasi Lemak

Orang Indonesia biasa menyebut nasi yang dimasak dengan santan sebagai nasi uduk.

Nah, nama yang sedikit berbeda digunakan Malaysia untuk menyebut makanan ini.

Meskipun memiliki cara olah yang sama, orang Malaysia menyebutkan nasi uduk sebagai nasi lemak.

Baik di Indonesia atau Malaysia, penyajian nasi uduk atau nasi lemak dilakukan dengan cara yang sama.

Nasi yang memiliki cita rasa gurih itu disajikan dengan suiran telur goreng, kacang goreng, dan sambal.

Terkadang ada pula yang menambahkan bihun kecap atau mi goreng kecap sebagai teman makan nasi gurih ini.

Baca Juga : Tempe Mendoan Daun Kari, Menu Pelengkap

5. Es Campur

Es Campur

Tidak hanya makanan, es campur juga menjadi pengerat hubungan negara yang bertetangga itu.

Minuman yang terdiri dari es yang diserut dan dilengkapi dengan potongan buah-buahan, rumput laut, dan sirup ini begitu populer di Indonesia dan Malaysia.

Memiliki iklim yang sama-sama tropis menyebabkan dua negara ini memerlukan minuman es yang dapat disajikan ketika musim kemarau datang.

Meskipun memiliki tampilan yang hampir sama, ada perbedaan dengan cara penyebutan untuk minuman ini.

Jika di Indonesia disebut dengan es campur, maka orang Malaysia menyebut minuman ini dengan nama ais kachang.

Baca Juga : Padahal Jarang Masak, Peralatan Makan dan Dapur Mewah Syahrini Bikin Melongo!

6. Teh Tarik

Teh Tarik

Jenis kuliner terakhir yang menjadi pengerat hubungan antara Indonesia dan Malaysia adalah teh tarik.

Kegemaran orang melayu dengan teh memang tidak bisa dipungkiri lagi.

Setiap pagi, sore, atau malam, orang Indonesia dan Malaysia sering kali meminum teh.

Bahkan, teh seringkali diminum sebagai teman makan.

Hal inilah yang kemudian membuat berbagai hidangan minuman berbahan dasar teh sangat populer di dua negara ini.

Salah satunya adalah teh tarik.

Baca Juga : [Video] Mudah Banget Dibuat! Pisang Panggang dengan Topping Es Krim ini Cocok Jadi Deesert Manis

Hidangan teh campur susu yang diolah dengan atraksi bagaikan menarik-narik air teh ini sangat populer di Indonesia dan Malaysia.

Selain itu, rasa minuman yang sangat lembut juga menjadi alasan mengapa teh tarik sangat digemari.

Teh jenis ini banyak di temukan di restoran atau kedai-kedai pinggir jalan di dua negara.

Nah, itulah berbagai jenis kuliner yang menjadi alasan mengapa Indonesia dan Malaysia tidak perlu memperebutkan pengakuan budaya.

 

Meskipun kedua negara memang memiliki budaya khas, masing-masing, namun ego untuk memiliki itu harus dikesampingkan.

Sebagai warga yang bermartabat, sebaiknya harus timbul kesadaran untuk saling menghargai budaya masing-masing oleh kedua negara.

Baca Juga : Habiskan Dana 7 Milyar Sehari, Begini Nasib Makanan Sisa Para Atlet di Dapur Asian Games 2018

Baca Juga : Hanya Karena Sebuah Merek Mi Instan Goreng, Kaesang Pangarep Bikin Warganet Berdebat Sampai Gelut!