Gempa Palu: Perumahan Warga di Kampung Jono Oge Bergeser dan Berganti Ladang Jagung, Ini Penyebabnya

By Miyanti, Jumat, 5 Oktober 2018 | 10:15 WIB
Seorang warga Palu menunjukkan sebuah rumah beton yang digulung lumpur yang keluar dari perut bumi dan berpindah ratusan meter di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, pasca-gempa bermagnitudo 7,4. (Tribunnews)

Fenomena likuefaksi ini juga mendapat perhatian dari tim tanggap darurat bencana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

LAPAN bersama ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Asian Institute of Technology (AIT) Thailand melaporkan perhitungan dua luasan wilayah yang terdampak likuefaksi.

LAPAN melaporkan luasan likuefaksi di wilayah Petobo, kota Palu mencapai 180,06 hektar.

Adapun wilayah lain yang terjadi fenomena serupa adalah Kampung Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Luas likuefaksi di Kampung Jono Oge mencapai 202,1 hektar.

Berdasarkan metode visual interpretation diperoleh bangunan rusak di wilayah Petobo mencapai 2.050 dan 168 yang kemungkinan mengalami kerusakan. Sementara itu di Kampung Jono Oge, bangunan rusak diperkirakan berjumlah 366 dan 23 lainnya kemungkinan rusak.

Artinya, Kampung Jono Oge mengalami bangunan rusak lebih sedikit dibanding Petobo meski luas area likuefaksinya lebih luas.

Baca Juga : Hangatkan Makan Siang dengan Semangkuk Sup Daging Jamur yang Gurih dan Mudah Dibuat