Benarkah Manusia yang Menyukai Daging Dibanding Sayuran Lebih Mungkin Jadi Pemimpin? Ini Kata Ahli

By Miyanti, Kamis, 11 Oktober 2018 | 08:45 WIB
Pemakan daging lebih baik ketika menjadi pemimpin (Intisari)

Sajiansedap.id - Dewasa ini belum lazim bahwa IQ seseorang diukur dari makanannya.

Akan tetapi para ahli — yaitu para dokter, ahli ilmu jiwa, pendidik dan ahli-ahli perburuhan — lebih menaruh perhatian terhadap makanan yang kita makan.

Bukanlah suatu hal yang mustahil bahwa pada waktu-waktu yang akan datang perusahaan-perusahaan yang mencari tenaga baru ataupun universitas-universitas yang akan menerima mahasiswa baru akan menjamu calon-calon mereka dengan berbagai makanan yang Iezat-lezat, untuk mengetahui sampai di mana kecakapan serta sifat-sifat calon yang melamar.

Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh Drs. J. Kamenetsky dan Howard G. Schutz untuk Angkatan Perang AS menunjukkan adanya hubungan yang erat antara makanan yang digemari seseorang dan sifat-sifat mental serta pribadi orang tersebut.

Percobaan dilakukan pada sekelompok tentara. Selama sebulan kepada mereka dihidangkan 150 jenis makanan setiap harinya.

Baca Juga : Kaya Dari Lahir dan Selalu Glamour, Sendal Bupati Minahasa Saat Kunjungi Pasar Ikan Langsung Bikin Heboh

Kemudian terhadap masing-masing tentara ini dibuat catatan yang saksama mengenai jenis makanan yang dipilihnya, jumlah yang diambilnya dan berapa banyak yang benar-benar dimakannya.

Selanjutnya percobaan tersebut dilengkapi dengan daftar pertanyaan yang harus diisi mengenai makanan apa yang paling digemari.

Lalu hasil penyelidilkan ini dicocokkan dengan hasil test IQ dan kepribadian yang dilakukan terhadap mereka.

Di bawah ini adalah beberapa kesimpulan yang ditarik.

1. Orang yang senang makan daging

Mempunyai sifat-sifat yang baik untuk menjadi pemimpin, pedagang, perwira angkatan perang dan politikus.

Mereka biasanya memiliki beberapa sifat yang menonjol, seperti entusiame, sifat-sifat kemasyarakatan dan kesediaan untuk bertindak.

Baca Juga : Syahnaz Sering Banget Makan Mangga Hingga Dikabarkan Ngidam, Ternyata Ini Alasannya

2. Orang yang senang makan ikan laut

Orang yang lebih senang pada ikan laut, buah-buahan dan sayur-sayuran biasanya lebih senang menarik diri. Mereka senang kepada buku-buku, kesenian dan musik.

Kurang merasa aman dalam lingkungan sosial baru dan kurang mempunyai sifat kompetisi seperti pada penggemar daging.

3. Orang yang senang makan tepung

Jika anda gemar akan makanan yang banyak mengandung zat tepung seperti nasi, kentang, roti, anda mungkin tergolong mereka yang selalu rasa puas, tidak suka memberikan penilaian terhadap sesuatu atau seseorang serta tidak suka memecahkan persoalan.

4. Orang yang senang makan salad

Orang yang gemar makan salad biasanya simpatik dan bersedia mendengarkan persoalan/kesulitan yang dihadapi orang lain.

Mereka juga cenderung untuk bergerak dan bercakap lebih cepat, menulis surat-surat yang pendek melakukan pekerjaan dengan cepat.

5. Orang yang senang makan dessert

Penggemar pembasuh mulut (dessert) merupakan golongan yang terbanyak jumlahnya.

Mereka memiliki sifat-sifat yang impulsif, bertindak tanpa memikirkan terlebih dahulu dengan dalam, sifat humor dan senang bergurau.

Baca Juga : Biar Malam Jadi Makin Hangat, Sajikan Wedang Jahe Moka Ini Saja, Yuk!

6. Orang yang senang makan ice cream

Orang dewasa yang minum susu atau ice cream pada waktu makan merasa kurang aman dan secara tidak sadar ingin kembali kepada masa kanak-kanak.

Mencoba melupakan kesulitan hidup sehari-hari dengan segelas susu panas.

Hubungan Makanan dan Karakter Manusia

Sebuah rumah sakit di Los Angeles mengadakan penyelidikan mengenai hal ini.

Rumah sakit itu kemudian menyimpulkan bahwa pada waktu-waktu ada ketegangan nasional, ketegangan atau krisis pribadi, jumlah susu serta bahan makanan yang terbuat dari susu yang dikonsumsi oleh para pasien dan staf rumah sakit meningkat sekali.

Orang yang suka makan “apa saja" biasanya mempunyai pandangan yang lebih matang, memiliki kepribadian yang seimbang dan jalan pikiran yang logis.

Memang banyak dokter berpendapat bahwa sifat seseorang pada waktu makan kerap kali menunjukkan kesehatan orang yang bersangkutan.

Baca Juga : Pernah Disebut Bangkrut Demi Bayar Hutang Suaminya, Asmirandah Justru Pamer Keliling Dunia Sambil Kulineran

Makin “rewel" seseorang di meja makan, makin besar kemungkinannya bahwa ia menderita gangguan urat syarat.

Hal ini antara lain telah dibuktikan oleh Dr. Richard Wallen dari Western Reserve University dengan penyelidikannya.

20 macam makanan dihidangkan kepada 2 kelompok anggota angkatan laut.

Kelompok pertama terdiri dari orang-orang “normal" sedangkan kelompok lainnya terdiri dari orang-orang yang hampir dipensiun karena alasan-alasan psikiatris.

Hanya 11% dari kelompok pertama menolak lebih dari 2 macam makanan. Akan tetapi dari kelompok kedua yang menolak lebih dari 2 jenis makanan ada 62%.

Baca Juga : Cerai dari Pengusaha Tajir, Catherine Wilson Bahagia dengan Kesendiriannya, Momen Makan Ini Jadi Buktinya

Pemakan sayuran dan buah-buahan lebih senang menarik diri.

Pemakan sayuran dan buah-buahan lebih senang menarik diri.

Perhatian yang berlebihan terhadap makanan yang dimakan, makan sesuatu karena hal itu “baik untuk kesehatan", juga dapat menjadi tanda gangguan urat syarat.

Seseorang yang secara berlebihan merasa khawatir bahwa makanan yang dimakannya tidak sehat, penuh vitamin, bersih, mudah dicerna, dan sebagainya, biasanya menunjukkan kekhawatiran yang lebih besar terhadap dirinya sendiri serta problem-problem yang dihadapinya dari pada kekhawatiran terhadap makanan yang dimakannya.

Di New York Hospital —  Cornel Medical Centre diadakan penyelidikan terhadap 25 orang pasien. 20 orang diantara  25 pasien ini mempunyai kebiasaan untuk makan pada tengah malam.

Baca Juga : Saking Mudah, Perkedel Jagung Dan Udang Ini Pasti Selalu Dibuat Setiap Hari

Semuanya menderita tidak dapat tidur. Dan semuanya menceriterakan bahwa mereka mulai kebiasaan ”makan malam dan tidak dapat tidur" ini pada waktu mengalami tekanan bathin dalam hidupnya atau mengalami kesulitan dalam usaha mereka.

Tidak seorangpun dari mereka makan pada tengah malam karena lapar.

Mereka makan karena pikiran ruwet menghadapi konflik-konflik yang tidak dapat dipecahkan, persoalan keluarga, rasa cemburu dan perasaan-perasaan lain yang menganggu. (TWA Ambassador – Intisari Oktober 1973).

Baca Juga : Makin Glamor Setelah Nikahi Pengusaha Sukses, Intip Potret Terbaru Diah Permatasari yang Suka Kulineran