SajianSedap.id - Di akhir masa jabatannya, mantan Presiden Republik Indonesia, Soekarno harus menjalani hidup yang tragis.
Bahkan saat ia meminta nasi kecap untuk sarapan saja langsung ditolak pelayan istana.
Ditolak pelayan untuk sarapan
Ini sebuah kisah tragis mantan Presiden Soekarno di masa akhir kepemimpinannya.
Baca Juga : Soekarno Punya 9 Istri Cantik, Tapi Makanan Kesukaannya Ternyata Bukan Buatan Istri! Kenapa?
Kisah ini dicuplik dari buku berjudul "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno" terbitan Penerbit Buku Kompas 2014 dan ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F. Mukti
Pada suatu pagi di Istana Merdeka, Soekarno minta sarapan roti bakar seperti biasanya.
Namun jawaban tak menyenangkan ini harus diterima oleh Soekarno.
Langsung dijawab oleh pelayan, “Tidak ada roti.” Soekarno menyahut, “Kalau tidak ada roti, saya minta pisang."
Dijawab, “Itu pun tidak ada.” Karena lapar, Soekarno meminta, “Nasi dengan kecap saja saya mau.”
Lagi-lagi pelayan menjawab, “Nasinya tidak ada.” Akhirnya, Soekarno berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.
Baca Juga : Mengintip Manfaat Nasi Jagung yang Sangat Disukai Presiden Soekarno, Bisa Sembuhkan Penyakit Berbahaya!
Maulwi Saelan, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden juga menceritakan penjelasan Soekarno bahwa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini
“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.
Sakit keras di akhir masa jabatan
Setelah diberhentikan sebagai Presiden RI pada tahun 1967, Soekarno (Bung Karno) segera diperintahkan untuk meninggalkan Istana dalam waktu 2x24 jam.
Waktu sekitar 2 hari itu jelas merupakan waktu yang tidak cukup untuk melakukan perpindahan secara leluasa mengingat saat itu Bung Karno sedang sakit.
Saat itu Proklamator Kemerdekaan RI itu sedang dalam keadaan sakit ginjal yang makin parah.
Hal itu membuat wajahnya terlihat bengkak-bengkak.
Baca Juga : Jelang Ajal Menjemput, Mantan Presiden Ini Sempatkan Makan Pizza Bersama Seluruh Anaknya Di Rumah Sakit
Pada 21 Juni 1970 tiga tahun setelah diberhentikan sebagai Presiden, Bung Karno meninggal dunia akibat menderita sakit ginjal kronis sehingga ginjalnya tidak berfungsi sama sekali.
Demikianlah akhir kehidupan seorang Proklamator yang begitu tragis.
KOMENTAR