“Kita akan pulang Mak,” kata Bang Ben yang berasal dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
Suryanah bergumam tidak jelas.
Sembari berkemas-kemas, Bang Ben mengatakan ibunya sudah beberapa waktu tidak bisa bergerak.
Baca Juga : Ada di Lokasi Saat Al Ghazali Dorong Pacarnya, Verrell Bramasta: 'Mereka Malah Cerita Mau Ada Makan-Makan'
“Jatuh di perjalanan dari Jakarta sewaktu pulang ke Padang,” kata Bang Ben yang mengaku pernah di Jakarta, jadi sopir mikrolet M11 trayek Tanah-Abang-Kebon Jeruk.
“Lama saya Bang di Jakarta. Saya akhirnya tak balik ketika ibu saya akhirnya lumpuh setelah jatuh itu,” lanjut Bang Ben.
Ia akhirnya hidup dan sepenuh waktu merawat ibunya di Kampung Baru, Seberang Penggalangan, Kota Padang, sembari bekerja apa saja asal untuk bertahan hidup.
Ban Ben sebenarnya memiliki sejumlah saudara, namun menurut Jon Sonir, semua secara ekonomi hidup dalam keterbatasan.
“Dia (Bang Ben) tidak berkeluarga, dan sepenuhnya merawat ibunya sembari kerja serabutan itu di sekitar sini,” imbuh Jon Sonir.
Sore itu, Bang Ben bergegas mendorong kursi roda, membawa ibu kandungnya pulang ke rumah kontrakan.
Mendung gelap menaungi langit Kota Padang.
Gerimis berjatuhan. (TribunPadang.com/KrisnaSumargo)
Artikel ini telah tayang di Tribun Padang dengan Judul Nenek Ini Hidup di Gubuk Mungil Tepi Batang Arau Kota Padang. Bang Ben Merawatnya Penuh Kasih Sayang
Source | : | Tribunpadang.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
KOMENTAR