SajianSedap.com - Ani Yudhoyono diketahui pernah jualan es mambo demi makan keluarganya.
Setelah SBY menjadi Presiden pun, Ani masih melakukan pengorbanan lain yang membuatnya sering menangis tengah malam.
Seperti diketahui, Ani Yudhoyono meninggal setelah berjuang melawan kanker darah atau Leukimia selama kurang lebih 4 bulan.
Baca Juga: Wow, Makan Oatmeal Saat Sahur Bisa Kenyang Lebih Lama!
Ani Yudhoyono meninggal sekitar pukul 11.50 waktu Singapura pada Sabtu (1/6/2019).
Jenazahnya pun telah dipulangkan di Indonesia dan disemayamkan di rumah duka di Cikeas, Jawa Barat dan dimakamkan Minggu (2/6/2019) sore kemarin dalam prosesi upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Saat prosesi pemakaman jenazah Ani Yudhoyono, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sang suami awalnya terlihat tegar.
Namun SBY beberapa kali tampak mengusap air mata menggunakan sapu tangan yang dibawanya.
Mencoba untuk ikhlas, tangis SBY kembali pecah usai prosesi pemakaman sang istri.
Saat akan menuju mobil untuk kembali ke rumah, SBY sempat menyapa para warga yang ikut melayat.
Sebuah kalimat haru terlontar dari bibir SBY.
Dengan suara bergetar menahan tangis, SBY seolah mengingatkan kalau sang istri kini telah tiada.
"Ibu sudah tiada," ujar SBY dengan suara bergetar menahan tangis.
AHY yang mendampingi SBY pun terus menuntun sang ayah menuju ke mobil.
Masyarakat yang melihat kesedihan di wajah SBY pun ramai memberikan support mereka agar suami Ani Yudhoyono ini terus diberi kesabaran.
Pengorbanan Ani Yudhoyono
SBY memang terlihat jelas begitu terpukul dengan kepergian sang istri.
Betapa tidak, selama 43 tahun menikah, Ani diketahui menjadi istri yang setia dan tegar menghadapi berbagai cobaan dalam pernikahan keduanya.
Melalui buku tentang Ani Yudhoyono semasa hidup berjudul Kepak Sayap Putri Prajurit yang ditulis Alberthiene Endah, istri SBY rupanya rela tidak meneruskan kuliah kedokteran yang ditempuhnya demi hidup sebagai istri prajurit.
Diceritakan, Ani menjalani kehidupan sederhana sejak gaji SBY sebagai perwira TNI juga tidak besar, yakni hanya Rp 52.500.
Untuk terus bisa hidup tanpa hanya mengandalkan gaji SBY yang kala itu berpangkat letnan satu dan menjadi komandan peleton mortir di Yonif Linud 330 di Bale Endah, Bandung, Ani pun memutuskan berjualan es mambo.
Modal es tersebut didapatkannya dari susu jatah SBY setiap bulannya.
Kebetulan, setiap parajurit TNI mendapatkan jatah susu kaleng setiap bulannya.
Susu kaleng beraneka rasa, mulai dari cokelat, jeruk, hingga stroberi tersebut diolahnya menjadi es bersama kakaknya yang juga istri seorang perwira TNI.
Untuk menambah uang belanja, ia menitipkan es tersebut kepada pembantunya bernama Mbak Titiek.
"Pembantu Mbak Titiek kebetulan bersekolah. Dialah yang kami titipi termos dan berjualan es mambo," ujar Ani Yudhoyono, dalam kutipan buku tersebut.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Gayung bersambut, es mambo yang dijual Ani Yudhoyono pun laris manis.
Uang yang didapatnya kemudian digunakan untuk membeli telur, daging hingga ikan tuna agar gizi anak-anak terpenuhi.
SBY Sebut Ani Suka Menangis Tengah Malam
Karir SBY yang makin melonjak seiring waktu memang otomatis membuat keuangan keluarga ini jadi makin baik.
Namun, badai tetap saja tidak pergi.
Bahkan, ketika SBY menjadi Presiden pun, Ani Yudhoyono masih harus melakukan pengorbanan lain.
Dalam acara Rosi di Kompas TV, SBY menceritakan kalau selama dirinya menjadi Presiden, sang istri kerap menangis di tengah malam.
Penyebabnya ternyata karena SBY yang sering dihujat.
"Perjalanan kami memang tidak mudah. Sering Bu Ani di tengah malam harus menangis melihat suaminya dihujat dan boleh dikata sepanjang hari tanpa cuti selama 10 tahun. Tetapi kita tegar dan akhirnya kita bisa mengatasi itu", tutur SBY.
Ketika ditanya, Ani pun mengamini ucapan sang suami.
Menurutnya, hujatan untuk SBY kadang sangat keterlaluan sampai membuatnya sakit hati.
"Saya melihat sendiri, saya yang disamping bapak. Selalu melihat betapa bapak itu sudah berbuat, bekerja dengan sebaik-baiknya, siang dan malam. Bahkan kadang tidur hanya berapa jam sampai matanya bengkak seperti itu. Tapi masih saja disalahkan. Itu yang membuat hati seorang istri pasti akan menangis", tutur Ani.
Ani pun mengingat betul satu hujatan untuk SBY yang membuat luka di hatinya menganga lebar.
"Semua juga barangkali rakyat Indonesia masih ingat, ya. Seekor kerbau yang kemudian ditulisi SBY. Itu menyakitkan sekali buat hati saya", kata Ani.
Ia bahkan mengibaratkan rasa sakitnya seperti luka yang dikucuri jeruk nipis.
"Itu kalau sudah sangat dalam, hatinya seperti teriris iris. Mungkin kalau luka dikasih jeruk nipis, itulah rasanya", tutup Ani.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR