Sekarang, ceker ayam (kaki ayam) tak hanya bisa di makan,lo.
Namun, limbah ceker ayam bisa dijadikan obat patah tulang.
Hal ini berasal dari ide cemerlang tiga mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Limbah Ceker Ayam Jadi Obat Patah Tulang
Dilansir dari GridHEALTH.id, limbah ceker ayam tersebut bisa diubah menjadi gel obat patah tulang dengan nama Betagraft.
Tiga mahasiswa yang berhasil mengolah ceker ayam tersebut yaitu Yudith Violetta P (Fakultas Kedokteran Hewan), Vigha Ilmanafi A (Fakultas Farmasi) dan Josi Aldo Pramono (Teknik Mesin).
suara.com
Mahasiswa UGM
Akhirnya, ceker ayam menghasilkan biomaterial bone graft dalam bentuk gel nano-BCP-kolagen.
"Kami mengolah sampah biologis yang ketersediaanya sangat melimpah di Indonesia yaitu ceker ayam," papar Yudit seperti dikutip dari suara.com.
Mereka mengolah ceker ayam yang banyak ditemukan di rumah potong ayam,lo.
Kemudian, limbah ceker itu diformulasikan dalam bentuk gel yang mudah diaplikasikan.
Sebelumnya, obat ini telah melewati pengujian efektivitas obat yang dilakukan pada hewan tikus wistar usia 2 bulan.
Artikel ini akan berlanjut setelah video berikut ini
Hasil pengujian menyebut Betagraft dalam bentuk gel ini lebih efektif dibandingkan dengan implan konvensional.
Hal ini karena kelebihannya yang bisa fleksibel dan dapat menjangkau pada seluruh fragmen patahan tulang.
Selain itu, formulasinya mengandung material BCP yang berupa nanokristalin.
Formula ini memiliki ukuran yang mirip dengan jaringan tulang normal.
Grid.HEALTH.id
Ilustrasi patah tulang
"Fakta ini memungkinkan produk ini lebih cepat diabsorbsi dibandingkan biomaterial konvensional karena bila ditinjau dari luas kalus dan histopatologi sebagai parameter kesembuhan, betagraft mampu mempercepat kesembuhan fraktur dibandingkan bone graft konvensional," tandasnya.
Akibatnya implan sebagai immobilisator seperti yang tersedia secara umum di pasaran tidak lagi efektif untuk digunakan.
"Material bone graft lebih efektif sebagai pengganti jaringan tulang rusak secara keseluruhan serta menstimulasi pembentukan jaringan baru," tutup Yudith.
KOMENTAR