Dua hari setelah persalinan, 2 April 2006, Mayang meninggalkan RS Internasional Bintaro.
Sambil mendekap buah hatinya, ia dijemput Bambang Trihatmodjo, Ny Larasatun Woro Cengkir Gading (ibunda Mayang), Gita Laras Wahyuni Retno Dewanti (adik kandung Mayang, sekaligus manajernya), Soegito, dan desainer Adjie Notonegoro.
Soegito mengaku sudah kebal terhadap suara-suara miring yang memojokkan Mayang.
"Biasalah, manusia punya mulut, ya memang untuk bicara. Mau bicara apa saja silakan. Saya tak terlalu memedulikannya. Justru saya mendoakan mereka yang memojokkan Mayang segera sadar akan perbuatannya. Tuhan Maha Tahu," ujarnya.
Dalam filosofi Jawa, sambung Soegito, geni aja dilawan karo geni (jangan melawan api dengan api).
"Kalau api dilawan dengan api, ya akan menyala. Artinya, kalau omongan keras dan kasar dilawan dengan keras dan kasar juga, apalagi emosional, ya akan berbahaya. Prinsip saya, omongan orang yang memojokkan Mayang, biarkan saja, nanti toh akan berhenti sendiri. Di sini saya menerapkan prinsip, geni ya kudune dilawan karo banyu (seharusnya api dilawan dengan air). Pasti api itu akan padam," ujar Soegito.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR