Tak Mampu Beli Susu, Balita Ini Diberikan Kopi Tubruk Tiap Hari Oleh Orang Tuanya, Kondisinya Bikin Tercengang
SajianSedap.com - Bayi tentunya sangat membutuhkan nutrisi dan gizi untuk tumbuh kembangnya.
Tak hanya ASI, MPASI di usia 6 bulan ke atas, serta susu formula menjadi hal penting untuk cukupi kebutuhan gizi si kecil.
Namun, bagaimana jika si bayi tidak diberikan susu dan malah minum kopi setiap harinya?
Tak disangka, peristiwa ini terjadi pada seorang bayi perempuan yang berusia 14 bulan.
Kopi yang mengandung kafein ini, tentunya tidak boleh dikonsumsi secara berlebih, apalagi jika diberikan kepada bayi.
Berikan Anaknya Kopi Karena Tak Mampu Beli Susu
Hadijah Haura, nama sang bayi, secara rutin diberi kopi oleh kedua orang tuanya.
Tak main-main, Hadijah bahkan mampu menghabiskan lima gelas kopi atau sekitar 1,5 liter kopi setiap harinya.
Kebiasaan menyeruput kopi tubruk ini dilakoni bayi itu sejak ia berusia 6 bulan.
Kedua orangtuanya beralasan terpaksa menyuguhi kopi tubruk ke anaknya lantaran tak mampu membeli susu.
Hal mengejutkan terjadi.
Semula ada kekhawatiran bayi ini mengalami hal tak diharapkan karena minum kopi tiap hari yang selazimnya bukan minuman bayi.
Nyatanya, balita ini baik-baik saja, dan sehat.
Pertumbuhannya juga normal, aktivitasnya tetap enerjik.
Meski mengonsumsi kopi, pertumbuhan fisik bayi itu seperti anak normal lainnya.
Hadijah tergolong anak super aktif.
Meski usianya baru 14 bulan, Hadijah sudah mahir berjalan sendiri, hingga aktif bermain bersama teman-teman sebayanya.
Anak pertama pasangan Sarifuddin dan Anita dari Desa Tonro Lima ini bahkan kerap membuat kedua orangtuanya tak bisa tidur lantaran bocah ini aktif bermain sendiri.
Baca Juga: #SahabatSayur Harus Waspada! 5 Sayuran Ini Bahaya Jika Dimakan Mentah!
Keadaan Ekonomi Orang Tua Hadijah
Anita mengaku kerap memberikan kopi karena ia tak mampu membeli susu.
Upah Rp 20.000 sebagai buruh kupas kopra bersama suaminya, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur kecil keluarganya.
"Ya mau diapalagi, pendapatannya tidak cukup untuk membeli susu.
Terpaksa setiap hari hanya diberi dot berisi kopi.
Bahkan ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur,” jelas Anita saat ditemui wartawan di rumahnya di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (14/9/2019).
Menurut Anita, Ia dan suaminya Sarifuddin hanya menggantungkan hidup dari upah bekerja sebagai pengupas kopra.
Saat musim panen, Sarifuddin kerap beralih profesi menjadi buruh angkut padi di sawah karena upahnya lebih besar.
Namun usai panen, ia kembali menekuni profesi sebagai buruh kupas kopra.
Baca Juga: Mengunyah Daun Sirih Bisa Bantu Atasi Masalah Kesehatan Mulut Seperti Gusi Berdarah
Selama sehari bekerja, maksimal ia mendapatkan penghasilan bersama suaminya hingga Rp 40.000.
Itu pun jika ada kelapa yang bisa diolah jadi kopra.
Saat bahan bakunya habis ia kerap beristirahat sampai ada bahan baku terkumpul untuk diolah.
Meski khawatir dengan perkembangan kesehatan buah hatinya yang terus menerus disuguhi kopi, Anita mengaku tidak punya banyak pilihan karena alasan pendapatan rumah tangga.
Kalau ada upah setiap hari itu biasanya hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, itu pun kadang tidak cukup.
Selama ini Anita mengaku tak pernah mendapatkan bantuan susu atau asupan gizi dari dinas kesehatan untuk anaknya.
Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman mengatakan, pihaknya telah mengunjungi anak tersebut dan memberi bantuan berupa biskuit dan susu.
Dinkes juga telah memberikan pemahaman kepada orangtua anak tersebut agar tidak lagi memberi kopi.
"Karena kalau lama kelamaan nanti ada efeknya karena mengandung kafein dan mengandung banyak gula," jelasnya.
Source | : | Tribun Style,Tribun News |
Penulis | : | Refina Jasmine |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR