Sering Dipakai Sebagai Pembungkus Makanan, Kertas Cokelat Ini Ternyata Menyimpan Efek Mengerikan! Dari Menghambat Kesuburan Hingga Picu Kanker
SajianSedap.com - Sase Lovers pastinya pernah dong bungkus makanan untuk dibawa pulang?
Tentu sudah tak asing lagi dengan kertas cokelat yang digunakan sebagai pembungkus, bukan?
Kertas tersebut sering kita jumpai di warung makan hingga restoran.
Meski umum digunakan di berbagai tempat, ternyata kertas berwarna cokelat ini menyimpan efek mengerikan, lo!
Dari menghambat kesuburan hingga bisa jadi pemicu kanker!
Lapisan Plastik yang Mengandung Racun
Dilansir Tribunsolo.com dari Kompas.com, kertas tersebut memang lumrah digunakan sebagai pembungkus makanan.
Namun, pakar toksikologi kimia mengatakan kedua pembungkus tersebut mengandung racun terutama jika kita terpapar dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Jelajah Gizi Bogor 2019 Ajak Kita Lebih Sadari Nutrisi Makanan yang Masuk ke Dalam Tubuh
“Kertas berwarna cokelat untuk pembungkus, biasanya bungkus nasi, dilapisi oleh sebuah lapisan plastik supaya tidak mudah bocor.
Lapisan itulah yang berbahaya,” tutur Dr. rer. nat (doktor ilmu sains) Budiawan kepada Kompas.com, Selasa (1/9/2019).
Senyawa yang terkandung di dalam plastik pelapis kertas cokelat itu, sebut Dr Budiawan, antara lain Bisphenol A dan Petalite.
“Petalite yang membuat plastik tersebut menjadi elastis,” tambahnya.
Namun, lanjut Dr Budiawan, akan menjadi bahaya apabila senyawa-senyawa tersebut terlepas dari lapisan plastik.
Hal ini dipacu oleh jenis makanan yang dibungkus.
“Senyawa-senyawa tersebut akan dilepaskan jika makanan yang dibungkus bersuhu panas, bersifat asam, atau berlemak,” tuturnya.
Memiliki Efek Jangka Panjang
Ia juga menjelaskan, efek yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang tidak langsung.
Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek dari pembungkus berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin.
“Efek pada kesehatan memang jangka panjang. Efek kronisnya bisa menghambat kesuburan, bersifat karsinogenik (kanker), dan mutagenik (perubahan-perubahan pada gen manusia),” tambahnya.
Sampai saat ini, belum banyak studi yang membuktikan bahwa kertas cokelat pembungkus makanan berdampak buruk terhadap kesehatan.
International Agency Research on Cancer memasukkan senyawa-senyawa karsinogenik dalam kategori 2 atau 3.
“Ada urutannya mulai dari 1A, 1B, 2A, 2B, dan 3. Tiga masih rendah, bukti-bukti ilmiahnya masih terbatas. Tetapi harus tetap diwaspadai.
Ini bukan hanya berlaku pada kertas cokelat, tapi juga pembungkus plastik lainnya,” lanjut dia.
Solusi Untuk Kurangi Pemakaian Kertas Cokelat
Lalu, apa medium terbaik untuk membungkus makanan?
Dr Budiawan mengatakan, pembungkus alami adalah salah satu solusi.
“Misal daun jati, daun pisang, atau daun-daun lainnya,” tuturnya.
Namun terkadang pasokan daun untuk pembungkus makanan juga terbatas.
Hal ini menurut Dr Budiawan bisa diakali dengan membawa sendiri tempat makanan yang food grade.
“Tempat makan food grade berarti sudah dilakukan uji coba oleh BPOM. Kemungkinan bahan-bahan berbahayanya sudah sedikit, atau kecil kemungkinan mengalami pelepasan senyawa.
Tentunya lebih aman. Pun kalau terjadi pelepasan senyawa, masih di bawah batas aman,” paparnya.
SaSe Lovers, mulai sekarang yuk kurangi pemakaian kertas cokelat pembungkus makanan ini!
Source | : | Tribun Solo |
Penulis | : | Refina Jasmine |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR