Tinggal Di Rumah Super Mewah, Presenter Ini Justru Makan Hati Karena Lampu Sering Mati Sendiri Dan Sesosok Wanita Kerap Melayang
SajianSedap.com - Jeremy Teti tentu sosok yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat.
Ia dikenal publik karena cara bicaranya yang khas ketika membawakan berita di televisi.
Menjadi presenter kawakan, membuat dirinya mampu memiliki rumah mewah.
Namun, siapa sangka jika rumah mewah yang ditinggalinya itu kerap membuat dirinya kesal dan tidak nyaman.
Kira - kira apaa penyebabnya?
Rumah Berhantu
Presenter Jeremy Teti mengatakan bahwa rumah megah 3 lantai yang dihuni olehnya berhantu.
Rumah yang terletak di kawasan Kotabumi Tangerang, menyimpan banyak misteri.
Konon, banyak warga yang melihat hal gaib di rumah Jeremy Teti yang memiliki 3 lantai tersebut.
Bahkan rumah yang dibangun sejak 21 tahun lalu, disebut-sebut memiliki banyak penghuni.
"kalau lewat, di atas itu ada permpuan suka duduk. Jadi kalau malam ada yang melayang di sana kayak nangis, seperti orang kesepian," tutur Luise tetanga Jeremy Teti dalam program acara Silet RCTI, Selasa (15/10/2019).
Tetangga Jeremy Teti yang lain, Anes mengatakan, makhluk halus tersebut kerap terlihat saat gerimis turun.
"Kalau hujan rintik dia suka nangis, takut dan ngeri. Katanya memang banyak di rumah dia penunggunya," jelas Anes.
Jeremy Teti mengatakan, yang paling menyebalkan dari rumahnya adalah bagian tangga.
Artikel akan berlanjut setelah video ini.
Banyak Yang Tergelincir di Tangga
"Bapak pernah jatuh di tangga ini, satu kameramen, artis make up, dan satu asisten saya juga jatuh.
Pas jatuh, satu asisten saya itu reflek minta maaf ke nenek-nenek dan bilang kalau dia temen kerjanya," jelas Jeremy Teti.
Soal penuturan tetangga terhadap makhluk gaib di lantai 3, presenter itu mengatakan bahwa lantai 3 jarang dihuni.
"Padahal di atas enggak ada apa-apa. Jarang dihuni juga. Dulu itu ini buat berjemur tapi lama-lama gak nyaman juga" jelasnya.
Seorang paranormal mengatakan, satu keluarga hantu sebanyak 14 makhluk tinggal di lantai 3 rumah Jermy Teti.
Kendati demikian, Jeremy Teti mengatakan ia tetap nyaman tinggal di rumahnya.
"Ada 14 hantu, satu keluarga tinggal di sini. 21 tahun aku tinggal di sini aman-aman aja. Aku bangun rumah dengan desain sendiri," jelas Jeremy Teti.
Meski demikian, Jeremy Teti memang mengaku sebal jika lampu rumahnya sering nyala dan mati sendiri.
"Sering nyala mati sendiri lampunya. Tapi aku merasa aman-aman aja. Aku bangun rumah dengan desain sendiri," jelas Jeremy Teti.
Penjelasan Ilmiah
Mengutip dari penelitian Hillary Evans dari The Association for the Scientific Study of Anomalous Phenomena (ASSAP), mengungkapkan bahwa fenomena lampu nyala mati atau meredup memiliki penjelasan ilmiah.
Energi yang dibawa oleh makhluk di alam semesta ini saling tarik-menarik dengan energi lain yang berada di sekitar nya, yang dalam hal ini adalah listrik.
Akibatnya, terjadi lonjakan listrik yang bisa menyebabkan lampu nyala mati atau meredup bahkan meledak.
Kebanyakan energi yang begitu tinggi itu dimiliki oleh makhluk halus.
Kendati demikian, manusia juga memiliki energi besar yang bisa tarik-menarik dengan energi listrik di sekitar.
Menurut Evans, tubuh manusia yang mengandung magnet atau listrik yang kuat mampu mempengaruhi barang elektronik di sekitarnya.
Setiap gerakan dan pikiran manusia sesungguhnya dihasilkan oleh gelombang listrik di dalam otak.
Sepanjang pengetahuan sains, gelombang ini hanya memiliki pengaruh terhadap tubuh manusia itu sendiri.
Namun, sebagian orang sejak lama percaya kalau gelombang ini juga bisa mempengaruhi benda-benda di luar tubuh.
Inilah yang dikenal dengan sebutan Mind Over Matter, yaitu pikiran yang mampu mempengaruhi benda-benda fisik. Contohnya adalah kemampuan telekinesis.
Fenomena lampu nyala mati atau meredup ini terjadi ketika manusia atau makhluk halus sedang mengalami perasaan emosional yang ekstrem.
Emosi yang berlebihan ini dipercaya telah menyebabkan gelombang otak yang dihasilkan mampu mematikan lampu disekitarnya.
Namun, sehebat apapun fenomena ini, Mr.Evans mengakui kalau fenomena ini sepertinya tidak memiliki arti apapun.
"Efek yang terjadi biasanya spontan dan sepertinya tidak memiliki arti. Ia tidak memiliki manfaat praktis atau memberikan kepuasan kepada individu atau dalam suatu cara menyediakan tujuan psikologis" tandasnya.
Source | : | jateng.tribunnews |
Penulis | : | Amanda Fanny |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR