Menurut penelitian Harvard School of Public Health, lemak yang terkandung dalam makanan tidak ada hubungannya dengan berat badan dan penyakit.
Hal yang jadi masalah bukan lemaknya, melainkan jenisnya.
Lemak jahat seperti lemak jenuh dan trans memang menaikkan risiko sakit kronis.
Sebaliknya, lemak baik seperti lemak tak jenuh tunggal dan ganda justru baik untuk kesehatan jantung dan tubuh.
Lemak tak jenuh sering disebut lemak baik karena jenis lemak itu bisa memperbaiki kadar kolesterol darah, meringankan inflamasi, menstabilkan ritme jantung, dan sejumlah manfaat yang baik untuk kesehatan.
Baca Juga: Jadi Santapan Sehari-hari, Ternyata Konsumsi Gorengan Tidak Berbahaya Untuk Tubuh! Ini Alasannya
Lemak ini dibagi dua, lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat atau disingkat MUFA) dan lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fats-PUFA).
Minyak zaitun dikenal sebagai minyak sehat karena kandungan MUFA yang tinggi, sedangkan lemak jenuhnya rendah.
"Lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap. Namun, proses pemanasan bisa membuat rantai ganda itu pecah dan berubah jadi satu rantai. Proses pemanasan bisa membuat lemak tak jenuh jadi lemak jenuh atau bersifat radikal bebas karena tidak punya ikatan atom lain," papar Dr.Saridian Satrixwawo, Sp.GK.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR