Enggak Melulu Sehat, Diet Keto Ternyata Bisa Berdampak Buruk Pada Kesehatan Jantung! Begini Penjelasannya
SajianSedap.com- Memiliki bentuk tubuh ideal tentu impian banyak orang, terutama kaum wanita.
Banyak jenis diet yang diklaim mampu menurunkan berat badan dengan mudah dan cepat.
Salah satunya, diet keto.
Diet Keto, adalah salah satu jenis diet yang masih menjadi tren hingga tahun 2020.
Namun kali ini sepertinya, diet keto masih dianggap sebagai diet yang terburuk.
Baca Juga: Makanan Penyebab Asam Lambung, Bukan Hanya Kopi, Justru 4 Makanan Enak Ini Penyebab Utamanya!
Dilansir dari Kompas.com, setiap tahun, US News & World Report membuat peringkat diet terbaik dan terburuk untuk tahun mendatang.
Tahun ini, diet ketogenik menduduki peringkat yang terburuk dalam beberapa kategori, meskipun popularitasnya terus berlanjut.
Mengapa demikian?
Pola makan tinggi lemak, rendah karbohidrat, memang sangat populer dalam beberapa tahun terakhir.
Penganut diet ini mampu menurunkan berat badan, meningkatkan energi, dan indikator lain secara keseluruhan dengan mengubah tubuh ke keadaan ketosis.
Keadaan ketosis ini ketika makanan yang mengandung lemak akan terbakar menjadi energi, bukannya gula.
Tetapi, menurut panel yang terdiri dari ahli gizi dan spesialis di bidang diabetes, kesehatan jantung, dan penurunan berat badan, diet keto mendapatkan peringkat terburuk untuk makan sehat dan peringkat kedua secara keseluruhan.
Peringkat tersebut didasari pada tujuh kategori, di mana setiap jenis diet dinilai pada skala dari satu hingga lima.
Ketujuh katagori tersebut adalah kelengkapan nutrisi, kemudahan melakukan diet, potensi penurunan berat badan jangka panjang dan jangka pendek, keamanan dan kemungkinan efek samping, serta potensi untuk membantu mencegah penyakit seperti jantung dan diabetes.
Artikel akan berlanjut setelah video ini.
Buruk Bagi Kesehatan Jantung
Hal ini disebabkan karena banyak bentuk diet keto bergantung pada lemak jenuh, seperti mentega dan daging merah.
Makanan tersebut dapat berkontibusi pada risiko penyakit jantung, diet keto pun mendapat peringkat rendah untuk keberlanjutan.
Batasan ketat dalam mengonsumsi segala jenis karbohidrat membuat keto sulit diikuti, terutama dalam jangka panjang.
Satu-satunya keunggulan diet keto yaitu dapat menurunkan berat badan dengan cepat.
Namun, banyak para ahli yang memberi peringatan bahwa diet tersebut tidak sehat untuk dilaksanakan.
Baca Juga: Tak Banyak Yang Tahu, Gula Aren Ternyata Bisa Sebabkan Penyakit Jika Dikonsumsi Terlalu Sering!
Masih menurut panel tersebut, diet keto dan atkins memang efektif menurunkan berat badan, tetapi hanya dalam jangka pendek.
Kepatuhan jangka panjang terhadap diet keto hampir tidak mungkin.
Nutrisi Tidak Seimbang
Para ahli juga memandang diet keto adalah rencana makan yang tidak seimbang secara nutrisi.
Tentang Diet Keto
Diet ini adalah pola makan tinggi lemak, rendah karbohidrat, dan rendah protein.
Diet ini memiliki perbandingan 75 - 90 persen asupan tubuh dari lemak, 6-20 persen dari protein, dan 2-5 persen dari karbohidrat.
Pada awalnya diet ini dirancang untuk mengendalikan serangan epilepsi sebelum muncul obat dan terapi kejang.
Namun berjalannya waktu, diet ketagonik menjadi salah satu pola makan untuk menurunkan berat badan.
Tujuan ini adalah untuk mencapai ketosis.
Ketosis merupakan keadaan di mana tubuh menjadikan lemak sebagai bahan bakar utama ketimbang karbohidrat.
Setelah tiga hingga empat hari diet, maka tubuh akan kehilangan glikogen dan akan digantikan oleh ketosis.
Di mana ketosis mengurangi nafsu makan hingga pengurangi nafsu makan dan berat badan.
Source | : | Style.tribunnews.com |
Penulis | : | Amanda Fanny |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR