Gencarnya Berita Virus Corona Wuhan,Bawang Putih di Jakarta Tembus 50 Ribu Rupiah, Alasan Harga Naik Mencengangkan!
SajianSedap.com - Virus Corona masih menjadi berpincangan hangat dan momok bagi masyarakat dunia.
Virus ini juga membuat masyarakat Indonesia panik dan ketakutan.
Indonesia dikabarkan masih berstatus bebas virus corona.
Itu merupakan kabar baik mengingat kasus virus corona telah menyebar ke beberapa negara dunia.
Baca Juga: Dari Lele Sampai Mujaer, Benarkah Konsumsi Ikan yang Makan Kotoran Bisa Berbahaya Untuk Tubuh?
Dari Asia, Eropa hingga Amerika nyaris ada beberapa kasus terdampak virus corona.
Namun, yang menarik adalah Indonesia menjadi satu-satunya negara yang disebut bebas dari virus mematikan asal Wuhan tersebut.
Sampai ada isu bahwa bawang putih bisa menangkal virus corona.
Harga bawang putih kini jadi merekot.
Kini harga bawang putih sudah sampai 50 ribu rupiah.
Apa yang membuat bawang putih bisa mahal?
Diisukan Bisa Menangkal Virus Corona
Meroketnya harga bawang putih seiring dan beriringan dengan gencarnya pemberitaan wabah virus corona Wuhan, China.
Karenanya banyak berita yang beredar di Indonesia yang menyatakan jika bawang putih bisa megobati juga menangkal virus corona.
Baca Juga: Kesal Karena Susah Tidur? Coba Makan Buah Kiwi dan Keajaiban Ini Akan Langsung Terjadi!
Hemm.. apakah betul demikian? Bagaimana caranya?
Apakah sama dengan yang di film-film vampire Hongkong? Para dukunnya menggunakan bawang putih untuk menghalau vampire.
Jika memang demikian, permintaan bawang putih terus meningkat, dan karenanya harga bawang putih menjadi selangit.
Harga bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengalami kenaikan, Senin (3/2/2020).
Berdasarkan penelusuran Kompas.com di Pasar Induk Kramat Jati, harga bawang putih kini Rp 42.000 per kilogram.
Normalnya, harga bawang putih Rp 38.000 per kilogram.
Usut punya usut, ternyata bawang putih bisa mengobati dan cegah virus corona positif hoax alias bohong.
Dan ini sudah dikonfirmasi oleh pemerintah.
Tapi naiknya harga bawang putih hingga 50 rupiah ini memang ada hubungannya dengan China dan virus corona yang mewabah di sana.
Baca Juga: Kesal Banyak Kutu di Beras Anda? Cuma Gunakan Bahan Dapur Ini, Dijamin Ampuh Mengusirnya!
Melansir Sajiansedap.com, Kepala Pasar Induk Kramat Jati Agus Lamun mengatakan, kenaikan harga bawang putih terjadi karena pasokan bawang putih impor dari negara pemasoknya, China berkurang.
"Kenaikan harga akibat jumlah pasokan yang berkurang pasokan normal dan ideal. Pasokan tidak seperti biasanya, cenderung sedikit. Sebabkan kenaikan harga. Bawang tergantung impor dari China. Berharap pemerintah kendalikan lagi impor bawang putih," kata Agus saat dikonfirmasi, Senin.
Artikel Berlanjut Setelah Video Di Bawah Ini :
Menurut Agus, diduga terdapat pembatasan impor bawang putih dari China akibat efek dari isu virus corona.
"Bawang putih diimpor dari China. Isu di sana ada berkembang kendala (Virus) corona. Kemungkinan terjadi pembatasan impor dari China," ujar Agus.
Agus menjelaskan, biasanya stok bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati sekitar 16 ton.
Namun, hari ini hanya tersisa 4 ton. "Biasanya pasokan bawang putih 30 sampai 40 ton per hari untuk kebutuhan Jakarta," ujar Agus.
Virus dengan Kerugian Terbesar
Beberapa perusahaan telah menutup tokonya di China seperti Samsung, Apple, hingga Google. Mengutip LearnBonds, wabah virus corona menjadi epidemi paling mahal di dunia dalam 20 tahun terakhir.
Virus dengan kerugian terbesar Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh LearnBonds, virus corona, yang paling banyak menginfeksi di China, diproyeksikan menghabiskan dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara pada kuartal pertama tahun 2020.
Adapun persentase tersebut senilai 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp 847,21 triliun.
Dengan perhitungan ini, diperkirakan dampak terhadap PDB global dapat lebih tinggi.
Wabah ini juga kemungkinan bisa membahayakan pertumbuhan China karena sebagian besar aktivitas usaha dihentikan.
Jika virus tidak dapat dikendalikan, situasi serupa dapat terjadi di bagian lain dunia.
Saat ini, China memprioritaskan pengelolaan virus ini.
Pemerintah mengalokasikan sekitar 12,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 175,17 triliun untuk pemeriksaan medis dan peralatannya.
Di tempat lain, bank-bank terkemuka menurunkan suku bunga untuk bisnis-bisnis kecil dan individu-individu di wilayah-wilayah yang paling terdampak virus seperti di Provinsi Hubei.
Virus corona juga diproyeksikan menjadi epidemi yang paling banyak menelan biaya jika dibandingkan dengan wabah penyakit lain, termasuk ebola, flu babi, atau lainnya dalam dua puluh tahun terakhir.
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR