Setelah ditelusuri, Komaroh sendiri mengaku kaget telur buatannya membuat heboh masyarakat. Dirinya pun meminta kembali telur yang terlanjur dibeli warga.
"Saya dapat pesanan 40 butir telur asin untuk hajatan tanggal 2 Februari 2020. Pembeli komplain kok warnanya begini. Ya, sudah dibawa ke sini saja, ditarik semuanya," kata Komaroh, Jumat (7/2/2020).
Komaroh lalu menjelaskan, pada tanggal 23 Januari 2020 dirinya membeli 120 butir telur mentah seharga per butirnya Rp 2.000.
Setelah itu, 40 butir dia olah untuk menjadi telur asin, karena dirinya mendapat pesanan untuk hajatan.
"Kemudian diolah tanggal 2 Februari, saya kukus selama lima jam karena ada pesanan untuk orang hajatan 40 butir," katanya.
Kata Warga Tentang Telur Asin Buatan Komaroh
Sementara itu, menurut Kepala Desa Karangklesem, Subagyo, telur buatan Komaroh memang berbeda dari telur-telur asin pada umumnya.
Artikel akan berlanjut setelah video ini.
Source | : | pop.grid.id |
Penulis | : | Amanda Fanny |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR