Sering Dijadikan Obat Herbal, Siapa Sangka Seledri Ternyata Bisa Datangkan Hal Buruk Ini Pada Tubuh! Waspadai Mulai Sekarang
SajianSedap.com - Tidak ada yang suka merasa sakit tetapi kadang-kadang penyakit itu masih menghampiri Anda.
Boleh jadi sistem kekebalan tubuh sedang melemah sehingga membuat Anda merasa menderita karena perubahan cuaca.
Tahukah Anda bahwa ketika merasa tidak enak badan, ada banyak tanaman yang dapat membantu Anda merasa lebih baik.
Sebelum Anda pergi konsultasi ke dokter atau mencari obat bebas, coba tengok manfaat kesehatan dan kebugaran dari obat herbal ini.
Tanaman seledri yang biasa digunakan oleh ibu-ibu untuk memasak, ternyata juga berguna sebagai alternatif untuk menyembuhkan beberapa penyakit.
Baca Juga: Where To Stay in Puncak: Pullman Ciawi Vimala Hills Resort, The Perfect Retreat from City Life
Bagian seledri yang digunakan untuk pengobatan, yakni daun dan herba nya.
Diketahui, herba seledri mengandung flavonoid, firanokumarin, manitol, dan minyak atsiri.
"Dalam herba seledri juga mengandung falvonoid apigenin yang dapat menurunkan tekanan darah."
"Sedangkan air rebusan seledri juga bisa dimanfaatkan untuk memperlancar pengeluaran air seni,"ujar dr. Ina.
Bahaya Seledri
Seledri, dianggap dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan.
Seperti membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah, mengontrol diabetes, hingga dapat menurunkan berat badan.
Namun, sama seperti makanan sehat lainnya, jika dikonsumsi berlebihan dapat berisiko bagi tubuh.
Seledri memiliki kandungan zat yang bisa berbahaya bagi tubuh, karenanya perlu menjaga asupan jika ingin rutin memakannya.
1. Psoralen
Psoralen adalah senyawa yang ada di sejumlah tanaman, termasuk seledri.
Senyawa ini dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar ultraviolet.
Jika anda mengoleskan jus seledri di kulit dan kemudian pergi ke luar di siang hari saat matahari terik, kulit yang dioleskan itu akan jadi ruam atau masalah dermatitis lainnya.
Hal itu terjadi dalam jangka waktu 12 hingga 36 jam.
Ruam di area kontak berlangsung selama 3-5 hari, tetapi kulit tetap hiperpigmentasi dan dapat menyebabkan rasa sakit yang membakar.
Hiperpigmentasi bisa berlangsung selama berbulan-bulan, menurut artikel Oktober 2000 dalam "Baylor University Medical Center Proceedings."
2. Goitrogens
Zat yang mengganggu penyerapan yodium ke dalam tiroid, disebut goitrogens.
Baca Juga: Enak dan Murah Harganya, Ternyata Sawi Putih Bisa Jadi Obat Ampuh untuk 4 Penyakit Ini, Luar Biasa!
Zat ini dapat menyebabkan gondok, atau pembesaran tiroid.
Seledri dapat berfungsi sebagai goitrogen jika dimakan dalam jumlah sangat besar, terutama jika tidak dimasak.
Memakan seledri sebelum dimasak dapat menghancurkan kebanyakan goitrogens.
Goiters dapat menyebabkan leher membengkak, menghasilkan masalah pernapasan atau menelan jika mereka tumbuh sangat besar.
Gondok dapat menyebabkan hipotiroidisme dengan gejala seperti kelesuan, kelelahan, kulit kusam dan kering, dan kenaikan berat badan.
Dalam beberapa kasus, gondok dapat menjadi beracun dan mulai memproduksi hormon tiroid dalam jumlah berlebihan, yang menyebabkan hipertiroidisme.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
3. Pestisida
Pestisida bisa berbahaya jika mengonsumsinya dalam jumlah besar.
Itulah sebabnya anda harus selalu mencuci buah dan sayuran sebelum memakannya, bahkan jika dikupas atau dipotong kulitnya.
The Environmental Working Group menerbitkan daftar buah dan sayuran yang ditemukan paling tinggi dalam residu pestisida.
Seledri muncul di dekat bagian atas daftar, kedua setelah apel.
Baca Juga: Enggak Perlu Obat, Rajin Minum Air Rendaman Rambut Jagung Ternyata Bisa Turunkan Kolestrol!
EWG merekomendasikan anda membeli seledri organik untuk menghindari pestisida.
Efek samping paparan pestisida melalui makanan belum terbukti dengan baik.
Tetapi bisa sebabkan penurunan fungsi kekebalan dan peningkatan risiko kanker tertentu, menurut Radcliffe IPM World Textbook.
Itu dia risiko kesehatan yang terjadi jika terlalu banyak mengonsumsi seledri.
Source | : | manado.tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR