Pantas Difitnah jadi Sumber Awal Corona, Ternyat Begini 'Joroknya' Pasar Tradisional di Kota Wuhan yang Bikin Bulu Kuduk Merinding!
SajianSedap.com - Wabah virus corona kini tengah betul-betul jadi momok mengerikan bagi masyarakat Indonesia.
Hingga hari Senin 23 Maret 2020, ada tambahan pasien positif terjangkit virus corona di Indonesia.
Total kasus menjadi 579, dengan pasien yang meninggal dunia bertambah menjadi 49 orang.
Sebelumnya, virus corona disebut-sebut berasal dari sebuah pasar tradisional di kota Wuhan, China.
Baca Juga: The Legendary Nasi Campur Warung Wardani is Now Available in Bintaro! Here's What It Looks Like!
Warga di sana disebut sering mengonsumsi ular dan kelelawar yang menjadi media penyebaran awal virus corona.
Namun belakangan, isu tersebut terbukti tidaklah benar.
Tapi, joroknya pasar di Wuhan ini sanggup bikin bulu kuduk berdiri.
Bukti Terbaru Asal Muasal Virus Corona
Ilmuwan China kini menemukan bukti terbaru terkait asal muasal virus corona.
Berdasarkan analisis data genomik dari 93 sampel, virus corona ternyata juga berasal dari wilayah lain di luar Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Awalnya virus corona diklaim berasal dari sebuah pasar seafood di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Namun, hasil penelitian Akademi Ilmu Pengetahuan China dan Lembaga Penelitian Otak China mengatakan, virus corona ini berasal dari tempat lain.
Baca Juga: Kabar Buruk, Tidak dapat Mencium Bau dan Mengecap Rasa bisa Jadi Gejala Baru dari Virus Corona
Tim penelitian yang dipimpin oleh Dr Yu Wenbin mengurutkan data genomik akan 93 sampel SARS-Cov-2 alias virus corona dari 12 negara.
Tujuannya untuk melacak sumber infeksi dan memahami bagaimana penyebarannya.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saat penyebaran cepat terjadi di Pasar Huanan Seafood di Wuhan, terjadi pula dua ekspansi populasi besar pada 8 Desember 2019 dan 6 Januari 2020.
Penelitian yang dipublikasikan di situs institut penyelenggara tersebut pada Kamis lalu menyatakan, kemungkinan penyebaran virus dimulai dari orang ke orang.
Bukan pada awal Desember 2019, bahkan sejak akhir November 2019.
Studi untuk mengetahui apakah benar Pasar Huanan Seafood di Wuhan menjadi satu-satunya tempat kelahiran virus corona dianggap sangat penting.
Hal ini dilakukan untuk menemukan sumber aslinya.
Tim peneliti juga perlu menentukan inang perantara agar dapat mengendalikan epidemi dan mencegah penyebarannya lagi.
Para ilmuwan juga mengatakan, informasinya masih belum tersebar secara menyeluruh.
"Sebenarnya jika peringatan itu sudah didapat oleh seluruh lapisan masyarakat, angka infeksi secara nasional dan global tidak akan tinggi," kata tim peneliti.
Tim peneliti juga menegaskan, jika peringatan itu diikuti, jumlah penyebaran dari pertengahan sampai akhir Januari 2020 pasti dapat berkurang.
Sementara di Xiang Nijuan, seorang peneliti CCDCP mengatakan pada Sabtu (22/2/2020), orang yang terinfeksi virus corona sudah terjangkit virus tersebut dua hari sebelum gejalanya muncul.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Untuk itu, setiap orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien terinfeksi virus corona dalam 48 jam harus mengarantina diri mereka selama 14 hari.
Sampai saat ini, virus corona telah menginfeksi sebanyak lebih dari 76.000 orang dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Kondisi Pasar di Wuhan
Pasar tradisional yang berada di Kota Wuhan, China kini menjadi sorotan di dunia maya.
Saking joroknya sayuran dan hewan jadi satu, dan Katak dipotong di tempat.
Baca Juga: Makan Malam Keluarga Membawa Petaka, Ibu dan 2 Anaknya Meninggal Setelah Tertular Virus Corona
Gambaran visual pasar tersebut sempat jadi indikasi mudahnya berkembang virus corona atau coronavirus.
Namun, kini dunia maya sedang menyoroti gambaran joroknya pasar tradisional di Wuhan.
Berikut adalah gambaran suasana pasar tradisional di Wuhan yang diduga kuat menjadi sumber munculnya coronavirus, sebagaimana yang dilansir South China Morning Post.
Dalam foto, tampak seekor ayam yang diikat di keranjang sayur.
Ada pula talenan di atas ember yang digunakan sebagai meja atau tempat memotong.
Di sampingnya, ada seorang penjual katak.
Ada katak hidup yang diletakkan di ember.
Selain itu, ada pula katak yang dipotong langsung di pasar untuk disajikan kepada pembeli.
Katak dipotong dalam satu ember, dagingnya disingkirkan tetapi masih diletakkan di ember yang sama, penuh darah.
Daging katak bercampur dengan daging lain, yaitu ikan.
Sang penjual memakai sarung tangan, tetapi sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan berbahan nilon yang biasa dipakai di bidang industri.
Di sampingnya, ada ember yang tidak dicuci serta timbangan digital kotor.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR