1. Tutup dan tahan
Pada Januari, Cina secara efektif menutup Wuhan, menempatkan 11 juta penduduknya dalam karantina ketat. Langkah yang kemudian diikuti kota lain di Provinsi Hubei.
Di wilayah lain seantero Cina, pemerintah setempat berkeras melarang warga untuk tidak keluar dan diam saja di rumah.
Ratusan juta warga Cina hidup di lingkungan padat sehingga komite masyarakat setempat bisa berpatroli dan mengawasi mereka.
"Pengurungan berhasil. Dua pekan setelah Wuhan ditutup, yang merupakan masa inkubasi virus corona, jumlah (infeksi) mulai berkurang," kata Sharon Lewin, profesor kedokteran di Uiniversitas Melbourne.
Baca Juga: Bisa untuk Cegah Virus Corona, Lobak Miliki Manfaat Tak Terduga yang Lebih Baik dari Obat!
Social distancing ekstrem dan karantina mandiri sejak saat itu mulai diikuti oleh negara lain di Eropa, termasuk beberapa negara bagian AS.
Studi yang dipaparkan Imperial College London menunjukkan, strategi itu bisa berdampak pada ekonomi dan sosial, baik jangka pendek maupun panjang.
Dalam penelitian yang dipublikasikan, tantangan utama dari cara ini adalah mereka harus dipertahankan setidaknya hingga vaksin siap dalam 18 bulan.
"Jika intervensi sampai dilonggarkan, tingkat penularan maka bakal kembali ke jalurnya," demikian studi dari Imperial College London.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR