“Bagi para pejalan, kami juga menyerukan imbauan moral untuk mengurangi dampak buruk terhadap planet ini, dukunglah perekonomian setempat, dan lindungilah kehidupan liar,” ujar Didi. “Harapannya, destinasi yang kita kunjungi akan lebih baik lagi keadaannya saat kita kembali ke rumah.”
Kampanye #SayaPejalanBijak bertumpu pada tiga pilar perjalanan lestari. Pertama, menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang. Kedua, melindungi warisan budaya dan alam, memulihkan bangunan bersejarah atau menyelamatkan spesies yang terancam punah. Ketiga, memberikan manfaat sosial-ekonomi setempat, menegakkan hak-hak masyarakat adat, dan mendukung bentuk pendapatan yang adil.
Baca Juga: Resep Tumis Taoge Kacang Panjang Enak Ini Bisa Kita Dibuat Dalam Waktu 20 Menit Saja
Rasa perjalanan tergantung pada roh perjalanan itu sendiri. Awalnya, kita akan kehilangan jati diri kita dalam perjalanan. Namun, kita akan menemukan diri kita kembali saat pulang. Kami meyakini perjalanan mampu mendefinisikan kehidupan dengan lebih baik, seperti perjalanan nenek moyang kita saat keluar dari Afrika.
Terima kasih atas dukungan dari pembaca dan mitra untuk misi menginspirasi semua orang untuk lebih peduli pada nasib Planet ini. Mulailah dengan perilaku yang memberi dampak perubahan untuk Bumi yang lebih baik. Mari berkelana, beretika, dan berbagi cerita.
Mengapa para pejalan harus bercerita? Kahlil Gibran meriwayatkan kepada kita, “Kebutuhan manusia setelah makan dan minum adalah mendengarkan cerita.”
Tetaplah menjelajah!
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
KOMENTAR