Semakin lama durasi penumpahan, semakin parah hasilnya, kata Dr Li Tan dan rekannya sesama peneliti.
“Menariknya, bertentangan dengan kesimpulan di atas, kami di sini melaporkan salah satu kasus yang tidak parah memiliki durasi paling lama penumpahan virus,” kata tim peneliti.
Karena pasien itu tampaknya tidak dapat melawan penyakit itu sendiri, ia perlu dirawat dengan terapi berbasis darah.
Hal itu yang digunakan di China dan secara eksperimental di Amerika Serikat dan Inggris.
Dia diberi transfusi plasma dari penderita Covid-19 yang telah pulih dan memiliki antibodi penangkal virus dalam darah mereka.
Baca Juga: Jangan Sembarang Minum! Ternyata Vitamin Ini yang Ampuh Sembuhkan Pasien Terinfeksi Corona
Pasien memiliki beberapa lesi yang terinfeksi ke paru-parunya yang menghilang tak lama setelah ia dibawa ke rumah sakit.
Para peneliti mengatakan kasus itu mungkin merupakan 'kasus terinfeksi kronis'.
Source | : | makassaar.tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR