Bukan Lockdown dan Suruh Warganya Dirumah Saja, Begini Rahasia Hongkong Berhasil Berantas Virus Corona! Indonesia Wajib Ikuti
SajianSedap.com - Beginilah cara jitu Hong Kong tangani virus Corona tanpa lockdown.
Padahal, masyarakat Hong Kong tak diwajibkan di rumah saja karena pandemi virus Corona.
Namun, sikap mereka berpengaruh besar menekan angka penyebaran virus Corona.
Bahkan, kasus selain virus Corona, yakni influenza juga ikut menurun.
Simak ulasan lengkapnya.
Diketahui, Pemerintah Hong Kong tak menerapkan penguncian atau lockdown sebagai upaya menekan penyebaran dan pencegahan virus Corona di negaranya.
Tanpa lockdown, seperti dilakukan sejumlah negara seperti China, Amerika Serikat, dan Inggris, Hong Kong dinilai berhasil menangani penyebaran virus Corona.
Baca Juga: Roasted Fish Cake with Made from Ground Catfish, A Perfect Snack For Leisure Time!
Baca Juga: Recipe of Fried Tahu with Petis Filings, A Tasty Late-Night Snack!
Dilansir dari Kompas.com, angka Covid-19 di Hong Kong hingga Sabtu (18/4/2020) pagi, tercatat 715 kasus, termasuk 94 infeksi tanpa gejala, dan 4 orang meninggal dunia.
Pada awal pandemi virus Corona, Hong Kong dianggap berisiko besar terpapar virus Corona karena para pelancong yang datang dari daratan China.
Akan tetapi, sejak awal Februari, negara itu dianggap berhasil mengendalikan wabah virus Corona.
Cara Hongkong Hadapi Corona
Berikut ini kunci sukses Hongkong berantas virus corona tanpa adanya lockdown.
1. Terus lakukan pelacakan kontak
Melansir The Guardian, Minggu (18/4/2020), Hong Kong menerapkan kebijakan sesuai dengan rekomendasi WHO dan memulai program untuk melakukan tes pada setiap orang.
Mereka yang hasil tesnya positif Covid-19 menjalani karantina di rumah sakit.
Kemudian, dilakukan pelacakan terhadap mereka yang melakukan kontak dengan pasien positif, dan diperintahkan melakukan isolasi.
Pada awal Maret 2020, sekitar 400 pasien yang menjalani rawat jalan dan 600 pasien rawat inap diuji setiap hari.
Kontrol ketat dilakukan di perbatasan.
Siapa pun yang datang dari daratan China atau negara dengan kasus Covid-19 wajib menjalani karantina selama 14 hari di tempat yang telah disediakan.
Penginapan wisata dan perumahan baru namun belum dihuni diubah menjadi fasilitas karantina.
Sekolah ditutup dan orang-orang didorong untuk bekerja dari rumah jika mereka mampu.
Inggris dan negara-negara Eropa lainnya juga melakukan tes dan pelacakan kontak pada minggu-minggu awal epidemi dan mereka memilih menerapkan lockdown total
Hong Kong belum menerapkan kebijakan lockdown.
Baca Juga: Menakjubkan! Warga Bali Kebal dari Virus Corona, Ternyata Hal Ini yang Jadi Rahasianya! Wajib Tahu
Baca Juga: Waspada! Sering Buang Air Besar dalam Sehari Bisa Jadi Indikasi Penyakit Virus Corona
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
2. Perilaku masyrakat Hong Kong
Melansir Lancet Public Health, meskipun masyarakat Hong Kong tidak diwajibkan untuk tinggal di rumah, mereka memilih untuk mengubah perilaku.
Dalam sebuah survei pada Maret 2020, 85 persen responden mengaku menghindari tempat-tempat ramai, dan 99 persen responden menyatakan mengenakan masker.
Perilaku ini dianggap sebagai indikasi kekhawatiran mereka.
Selama wabah SARS pada tahun 2003 yang melanda Hong Kong dan menyebabkan 299 kematian, 79 persen warga negara itu mengenakan masker.
Namun, saat pandemi flu babi pada 2009, hanya 10 persen warga yang mengenakan masker.
Para ilmuwan memperkirakan, jumlah rata-rata orang yang terinfeksi dari pembawa virus tetap berada pada angka 1 selama 8 minggu dari awal Februari.
Hal ini dianggap berkontribusi pada pelambatan epidemi.
Prof Benjamin Cowling dari University of Hong Kong, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, Hong Kong menunjukkan bagaimana penyakit ini dapat dikendalikan.
"Dengan segera menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat, Hong Kong telah menunjukkan bahwa penularan Covid-19 dapat secara efektif ditahan"
"Tanpa menggunakan lockdown total yang sangat mengganggu, seperti yang terjadi di China, AS, dan negara-negara Eropa Barat," kata Prof. Benjamin.
“Pemerintah lain dapat belajar dari keberhasilan Hong Kong. Jika langkah-langkah dan respons populasi ini dapat dipertahankan,"
"Sambil menghindari stress yang bisa terjadi di kalangan masyarakat umum. Mereka secara substansial dapat mengurangi dampak lokal epidemi Covid-19," lanjut dia.
3. Kasus influenza kena dampak positif
Tim ilmuwan juga menemukan penurunan angka kasus influenza.
Masih dikaji apakah penurunan ini terjadi karena adanya pembatasan fisik dan perubahan perilaku masyarakat di Hong Kong sebagai pencegahan Covid-19.
Kedua penyakit ini ditularkan dengan cara yang sama.
Tercatat, penularan flu berkurang 44 persen selama Februari 2020 setelah penutupan sekolah.
“Kecepatan penurunan aktivitas influenza pada tahun 2020 lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya."
"Hal ini menunjukkan bahwa tindakan jarak sosial dan perilaku penghindaran lainnya memiliki dampak tambahan yang substansial pada penularan influenza,” kata Dr Peng Wu.
“Karena influenza dan Covid-19 adalah patogen pernapasan yang langsung ditularkan dengan dinamika pelepasan virus yang serupa,"
"Kemungkinan langkah-langkah pengendalian ini juga mengurangi penularan Covid-19 di masyarakat," ujar dia.
Dia menambahkan, masyarakat Hong Kong lebih sadar akan perlunya mengubah perilaku mereka karena pengalaman berjangkitnya penyakit menular di masa lalu.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Kasus Corona Di Jakarta akan Menyentuh Angka 8.000, 'Dalam Waktu Dekat ini'
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Bukan Suruh Warga di Rumah Apalagi Lockdown, Ini Cara Jitu Hong Kong Kendalikan Virus Corona
Source | : | Medan.tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR