"Setelah kami menemukan patogen dan mengembangkan antibodi, protein ini membunyikan alarm ketika penyerang kembali dan menetralisirnya."
"Tetapi tidak semua antibodi diciptakan sama, dan tidak semua orang mengembangkan jumlah antibodi yang sama," ucap Dr Susan Whittier, yang mengepalai Columbia University dan laboratorium mikrobiologi New York Presbyterian.
Misalnya, diketahui bahwa sekali seseorang terkena cacar air, hampir pasti kebal terhadapnya dan tidak akan pernah terinfeksi lagi.
Itu tidak berlaku untuk antibodi terhadap patogen lain.
Kekebalan terhadap infeksi lain berkurang dengan cepat.
Pasalnya, virus corona bisa dengan mudah bermutasi menjadi banyak jenis.
Pada jenis virus corona yang mirip dengan flu musiman, dapat memicu respons antibodi yang cukup lemah, hanya berlangsung beberapa minggu, yang merupakan bagian dari alasan mungkin terinfeksi beberapa pilek dalam satu tahun.
Sedangkan pada minggu kedua setelah seseorang terinfeksi virus corona baru (semacam SARS), mereka telah menghasilkan antibodi yang tampaknya bertahan rata-rata dua tahun.
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR