Corona di Indonesia Tembus 14 Ribu, WHO Ungkap Vaksin Corona Tidak Akan Tersedia Sampai 2021, Kenapa?
Sajiansedap.com - Virus corona tengah menjadi bencana global bagi dunia.
Setiap harinya banyak pasien positif terinfeksi bahkan meninggal karena virus tak kasat mata ini.
Tapi, di beberapa negara telah berhasil mencabut status lockdown dan mulai bangkit kembali menata kehidupan.
Berbeda dengan Indonesia, pandemi virus corona nampaknya belum juga menemukan titik terang.
Berbagai usaha dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona ini, salah satunya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Pada saat berita ini ditulis, Minggu (10/5/2020) data Covid-19 di Indonesia menunjukkan telah tembus angka 14 ribu kasus atau tepatnya 14.023.
Sayangnya kabar kurang sedap juga baru-baru ini disiarkan oleh WHO terkait ketersediaan vaksin virus corona.
Apa ya kira-kira?
Penjelasan WHO Mengenai Vaksin Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan untuk memiliki vaksin tersebut sebelum akhir 2021.
"Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal," kata Pejabat Senior WHO Dale Fisher dilansir dari CNBC via Kompas.com, Senin (4/5/2020).
Hal ini seakan berbanding terbalik dengan kabar para peneliti yang mulai menemukan secercah harapan atas peneltiannya.
Sebut saja tiga perusahaan farmasi terbesar AS, Inovio, Moderna, dan Pfizer yang kini telah memulai uji klinis, yaitu tahap pertama dalam pengembangan vaksin.
Peneliti di Oxford University yang didukung oleh Pemerintah Inggris juga mengatakan mereka bertekad untuk memproduksi vaksin pada musim gugur nanti.
Bahkan Presiden Donald Trump meyakini bahwa vaksin virus corona akan dikembangkan pada akhir 2020.
Sementara menurut Fisher, uji coba fase 1 saat ini baru akan memungkinan pengumpulan data awal untuk menilai apakah vaksin potensial benar-benar bekerja, sebelum dilakukan uji coba fase selanjutnya.
Menurutnya, fase 2 dan 3 uji coba akan memakan waktu yang lebih lama untuk memastikan vaksin benar-benar aman dan dapat diandalkan.
Pendapat Fisher juga diamini oleh CEO Roche, salah satu raksasa farmasi dunia, Severin Schwan.
"Tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru. Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita melihat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien," ujarnya.
Sampai vaksin siap, kata dia, setiap individu harus memahami peran yang harus mereka mainkan dalam kesehatan masyarakat.
Alih-alih hanya mengandalkan langkah pelacakan kontak, upaya sederhana termasuk physical distancing dan tidak keluar rumah ketika sakit merupakan hal yang sangat penting.
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :
Prediksi Masa Sulit Dunia
Virus corona sudah menghilangkan ratusan nyawa orang di dunia memang menjadi kekhawatiran di awal tahun 2020 ini.
Namun, sebelum dunia dihebohkan oleh virus corona yang berasal dari Wuhan ini, Anand telah memprediksi virus ini sejak 8 bulan lalu.
Tepatnya, Anand pertama kali mengutarakan prediksinya tentang pandemi corona pada 22 Agustus 2019.
Melalui kanal YouTube miliknya, Anand mengatakan bahwa ia membawa kabar buruk.
Anand mengatakan bahwa dunia akan mengalami masa sulit dalam rentan waktu sekitar November 2019 hingga April 2020.
Anand mendasarkan ramalannya pada keberpihakan planet yang kritis dan geometri bulan.
Menurutnya, akan ada wabah yang puncak penyebarannya terjadi lonjakan pada 29 Maret hingga 2 April 2020.
"Ini adalah refleksi karma global dan tidak boleh dianggap enteng," kata Anand dikutip dari indiaglitz.com (30/3/2020).
Baca Juga: Minum Air Putih Setiap 15 Menit Ternyata Tidak Bisa Membunuh Virus Corona, ini Penjelasan WHO
Dapatkan aneka resep praktis dan mudah langsung dari handphone Sase lovers dengan berlangganan emagz tabloid Saji dengan klik di sini
Artikel Telah Ditayangkan di nakita.grid.id dengan Judul, Di Indonesia Sudah Tembus Angka 14 Ribu Kasus, WHO Malah Sebut Vaksin Corona Tidak Akan Tersedia Sampai Akhir 2021, 'Kecil Kemungkinannya'
Source | : | nakita |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR