Belajar dari Kanker yang Renggut Nyawa Ria Irawan, Sang Kakak Bongkar Satu Kebiasaan yang Jadi Penyebabnya: Itu Racun!
SajianSedap.com - Ria Irawan akhirnya kembali ke Yang Maha Kuasa pada Senin (6/1/2020).
Ria diketahui menyerah setelah berjuang melawan penyakit kanker yang menggerogoti tubuhnya.
Kanker memang sudah 10 tahun bersarang di tubuh Ria.
Ia diketahui sempat sembuh, namun kanker itu kembali muncul dan akhirnya menjadi lebih ganas.
Nyawa Ria Irawan tak tertolong karena penyakit ini semakin parah dan sudah menyebar ke otak dan paru-parunya.
Sepeninggal sang adik, kakak Ria Irawan, Dewi Irawan pun mengungkap satu kebiasaan sang adik yang jadi pemicunya.
Bisa jadi pembelajaran semua orang.
Sang Kakak Bongkar Kebiasaan Buruk Ria Irawan
Sebelum meninggal, Ria Irawan diketahui sudah dirawat di RSCM sejak 1 September.
Menurut Dewi Irawan, sang kakak, saat itu kondisi sang adik sudah cukup membaik.
Ria Irawan juga menjalani sejumlah rangkaian pengobatan.
“Kalau shorterm ini radiasi aja,” katanya.
Namun, kini kondisi Ria sangat lemah. Sejumlah foto yang beredar saat rekan Ria menjenguk pun, menunjukkan wajah pucat artis kawakan itu.
"Belum stabil lah masih lemah," ucap Dewi.
Dewi juga membenarkan kini sel kanker yang berada di tubuh Ria Irawan menyebar hingga ke otak dan paru.
“Iya (menyebar), itu metastasis,” katanya.
Dewi Irawan, kakak kandung Ria lewat sebuah postingan Instagram juga pernah mengungkapkan kebiasaan buruk sang adik yang gemar merokok.
"Teruntuk adikku Ria @riairawan yang aku kasihi dan sayangi dengan segenap hatiku.
Sekarang ini sel kanker kamu relapse/metastasis untuk ke 3x. Mulai dari endometrium & pelvis kanan (kemo 3x + radiasi 25x + kemo 3x) terus bersih selama 19 bulan, lalu kambuh lagi di diagframa (dikemo lagi 6x).
Dan kamu lalai, tidak pernah kontrol, check up, kebiasaan buruk rokok dan vape tidak berhenti sama sekali," tulis Dewi Irawan pada postingan Instagram-nya.
Pada postingannya, Dewi juga tak lupa mengingatkan sang adik agar segera berhenti merokok.
Terlebih karena kanker yang diderita Ria semakin menyebar ke beberapa titik yang berbahaya.
"Kali ke-3, kambuh lagi, sekarang ada di otak 3 titik dan 1 titik yang signifikan di paru-paru. Nunggu apalagi untuk berhenti rokok dan vape? Itu racun! Please, jangan bandel deh," sambung Dewi.
Aldi Taher Juga Ungkap Hal yang Sama
Aldi Taher, sahabat Ria Irawan juga sempat mengungkapkan kebiasaan buruk tersebut kepada Grid.ID pada September 2019 lalu.
Aldi Taher sempat menegur dan memperingatkan Ria Irawan untuk berhenti dengan kebiasaan buruknya tersebut.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
"Emang pas ketemu sebulan lalu tuh Kak Ria masih ngerokok.
Aku bilang 'Kak stop kak, kita kan pejuang kanker'," ungkap Aldi Taher, dikutip dari Grid.ID.
Namun, saat itu Ria Irawan hanya memberikan tanggapan yang menurut Aldi Taher cukup datar.
"Cuma memang sampai detik ini kalau kita tanya ke dokter penyebab kanker itu apa itu multifaktor bukan satu faktor," tambah Aldi.
Namun, menurutnya rokok bukanlah penyebab utama kanker.
"Tapi paling tidak, sebagai sahabat, aku sudah menyampaikan imbauan untuk Ria Irawan," kata Aldi Taher.
Firasat Ria Irawan
Saat ditemui pasca pemakaman Ria, Dewi yang menjadi saksi embusan napas terakhir Ria menceritakan kenangannya.
Dewi ingat, pertengahan Desember 2019 lalu dirinya masih ikut berlibur bersama Ria dan Mayky di Bali.
Selama di Pulau Dewata itu, perempuan yang juga dikenal sebagai aktris ini melihat kondisi adiknya itu sebenarnya tak baik-baik saja.
Waktu itu saya bingung, kok untuk bangun saja dia sudah susah, ya?
Keluar dari mobil, misalnya pergi ke mana, ngeluarin Ria dari mobil tuh digotong,” kenang Dewi.
Makanya pas tanggal 1 Januari 2020 lalu Dewi langsung menyarankan Ria untuk ke rumah sakit segera.
Saat itu kondisi Ria sudah tidak baik dan berkeringat dingin, tetapi Ria masih bertanya buat apa ke rumah sakit.
Sepulang dari Bali, kondisi Ria semakin drop.
Dewi kembali meminta Ria memeriksakan diri ke rumah sakit, agar tahu sakitnya di sebelah mana dan kenapa.
Namun, Dewi tak menyangka, jawaban Ria saat itu adalah pertanda untuknya.
“Ria bilang, Iya tapi sampai tanggal 6 ya. Dia sudah tahu, tanggal 6 katanya. Saya bilang, Ya tergantung dokternya dong sampai kapan, jangan kamu yang nentuin.
Kan, nanti kita ada janji juga sama dokter di tanggal 6 itu,” ungkap Dewi.
Dewi juga cerita, jam 9 pagi di hari Ria berpulang seharusnya ada tindakan lagi untuk mengobati penyakitnya.
Rupanya, di malam pergantian Minggu ke Senin, Dewi sempat takut Ria akan pergi, karena dulu ayahnya pergi di Senin pukul 00.40 WIB.
“Saya lihat jam, aduh sudah lewat jamnya ayah saya. Kayaknya saya udah bisa tenang. Tapi, kok kondisi Ria jadi begitu, ya?” ujar Dewi.
Dewi pun menceritakan kalau dini hari itu Ria juga susah sekali disuapi makanan, baik oleh dirinya maupun sang suami, Mayky.
Saat adzan subuh berkumandang, Dewi bersama suster yang mendapat giliran menjaga Ria karena Mayky menunaikan shalat subuh.
Dewi melihat kepala sang adik sudah lemas terkulai, seperti tak berdaya lagi.
Pikirannya saat itu, Ria mungkin sedang bercanda, karena begitu biasanya.
Pernah suatu waktu napas Ria sudah tersengal-sengal, kakak-kakaknya kira itu akhir usia Ria, dan mereka sudah berpelukan bak perpisahan.
Ternyata, itu akibat selang oksigen yang terputus.
Ria malah berseloroh, “Kalian pikir saya sudah mati, ya? Ha-ha-ha...”
Makanya, tak heran jika sebelum tahu adiknya sudah tiada, Dewi masih berusaha menyuapi madu ke mulut Ria, karena pukul 5 subuh Ria harus puasa.
Namun, ketika melihat madu itu malah keluar lagi dan posisi kepala adiknya janggal, Dewi pun bertanya pada suster yang berjaga.
“Aku tanya, Suster ini dia begitu, kumat atau normal, sih? Susternya coba manggil Ria, Ibu, Ibu…tapi enggak ada reaksi."
"Terus dipegangin pergelangan tangannya. Suster panggil dokter yang jaga, ternyata ketahuan pukul 4.40 meninggalnya,” ungkap Dewi sedih.
Lantas, saat detik-detik terakhir, adakah pesan khusus yang disampaikan Ria?
“Enggak ada, sih. Waktu kemarin, Ria kayaknya sudah tahu bakal pergi. Dia kan pakai masker ya, terus dia bilang ke saya, Kamu liatin saya terus, saya sudah berasa.
Saya sempat lihat ada dua air mata di mata kirinya,” kata Dewi.
Entah apa maksud tangis terakhir Ria, karena tak ada satu orang pun yang tahu artinya.
Tapi, yang pasti, Ria sudah tak lagi merasakan sakitnya.
Selamat jalan Ria.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR