Sebagai contoh, warna merah dapat menarik perhatian dan meningkatkan nafsu makan, warna kuning dianggap sebagai warna yang dapat membawa kebahagiaan dan membangkitkan optimisme serta perasaan positif secara umum, sedangkan warna hijau seringkali diartikan dengan kesehatan dan hal yang bersifat alami pada makanan dan minuman.
Meskipun ragam makanan dan minuman yang ditampilkan pada sosial media seringkali menggugah selera, namun kita perlu untuk senantiasa waspada terhadap bahan makanan yang digunakan untuk memberikan warna-warna cerah pada makanan dan minuman tersebut serta potensi bahaya sekaligus resiko kesehatan yang terkandung di dalamnya.
Beranjak dari hal tersebut, terdapat dua alternatif sumber atau bahan dalam memilih pewarna makanan.
Baca Juga: Resep Udang Selimut Tahu Enak, Kreasi Udang Goreng yang Tampil Lebih Meriah
Pertama, pewarna alami yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti mineral, tumbuhan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Pilihan kedua adalah pewarna buatan yang dibuat dengan bahan kimia yang berasal dari minyak bumi.
Hanya dengan melihat kedua sumber pewarna makanan tersebut, maka tidaklah sulit untuk menebak mana yang lebih baik untuk Anda.
Adapun sebagai contoh penggunaan zat pewarna pada makanan dapat terlihat pada dessert box dengan rasa red velvet, salah satu makan yang sempat viral pada sosial media dengan jumlah unggahan lebih dari 10 juta dengan tagar #Dessetbox.
Dalam pembuatan red velvet membutuhkan pewarna makanan merah untuk menghasilkan warna merah tua yang menjadi ciri khas dari kue tersebut.
Untuk mendapatkan warna merah alami, kita bisa menggunakan bahan yang berasal dari sumber alami seperti bit merah, ubi jalar, lobak merah, wortel hitam atau bahkan serangga Cochineal.
Meskipun demikian, beberapa produsen lebih memilih menggunakan pewarna buatan, seperti pewarna merah 40 atau yang sering disebut juga dengan allura red AC.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
KOMENTAR