"Hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk gaya hidup, asupan garam, etnis, dan latar belakang genetik," jelas peneliti.
"Hipertensi adalah penyakit nasional di Jepang.
Asupan garam rata-rata di Jepang adalah sekitar 10 gram per hari, yang lebih dari dua kali lipat rata-rata asupan garam di seluruh dunia (4 gram per hari). Asupan garam yang berlebihan ini terkait dengan preferensi kita akan makanan laut dan makanan berbasis kecap, sehingga pembatasan garam sulit dilakukan, "kata Dr. Mutsuo Harada, koordinator pers konferensi.
Harada menambahkan bahwa deteksi dini dan penatalaksanaan hipertensi sangat penting untuk mencegah penyakit jantung.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Malas Gosok Gigi Sebelum Tidur Bisa Sebabkan Efek Fatal pada Tubuh, Hati-hati!
Penting untuk meneliti dan memahami penyebab nokturia pada pasien karena gangguan ini tidak hanya dapat disebabkan oleh masalah organ urin - hal ini juga dapat disebabkan oleh penyakit seperti hipertensi.
Profesor dan presiden Masyarakat Kardiologi Eropa (ESC) Barbara Casadei mencatat: "Lebih dari 1 miliar orang memiliki tekanan darah tinggi, di seluruh dunia. Tekanan darah tinggi adalah penyebab global utama kematian dini, yang menyebabkan hampir 10 juta kematian pada 2015. Pedoman ESC merekomendasikan pengobatan untuk mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung. "
"Gaya hidup sehat juga disarankan, termasuk pembatasan garam, alkohol, makan sehat, olahraga teratur, mengontrol berat badan, dan merokok,” tambahnya.
Artikel Telah Ditayangkan di intisari.grid.id dengan Judul, Benarkah Sering Buang Air Kecil di Malam Hari Merupakan Tanda Hipertensi?
KOMENTAR