SajianSedap.com - Nama Epy Kusnandar menjadi perbincangan.
Hal ini lantaran Epy Kusnandar berperilaku baik dan kooperatif saat terjaring penyekatan arus mudik.
Epy malah terlihat melempar senyum kepada petugas saat hal tersebut terjadi.
Sontak saja Epy mendapat pujian luar biasa dari warganet.
Padahal Epy berperan jadi 'Kang Mus' sosok preman dari sebuah sinetron di televisi.
Meski mudah tersenyum, Epy sempat mengalami masa sulit dalam kehidupannya.
Baca Juga: Bubur Ketan Hitam, Classic Dessert From Java We'd (Almost) Forgotten About
Terutama saat dirinya divonis penyakit mematikan beberapa tahun lalu.
Bahkan dokter yang merawatnya menyebut nyawa Epy hanya tinggal hitungan bulan saja.
Pakai Pengobatan Alternatif
Epy sempat mengidap penyakit otak pada tahun 2010 lalu.
Menurut penuturan istrinya, Karina Ranau, bahkan Epy Kusnandar sudah divonis hanya tinggal 4 bulan lagi!
Namun nasib berkata lain, vonis mati itu tak terjadi.
Epy bisa selamat dan sembuh kembali berkat menjalani pengobatan alami dengan minum air rebusan ini.
Diketahui setelah menjalani pemeriksaan mendalam, Epy akhirnya divonis menderita tumor otak.
"Awalnya didiagnosa tipus. Tetapi, begitu di-CT scan di rumah sakit, ternyata ada tumor di otak dan harus segera dioperasi.
Tapi, istri saya minta untuk saya pulang saja dan memilih pengobatan tanpa operasi," papar pemeran satpam dalam tayangan seri komedi Suami-suami Takut Istri ini.
Alhasil, Epy memutuskan untuk menjalani pengobatan alternatif karena vonis tersebut.
"Awalnya, saat dokter bilang usia saya tinggal empat bulan lagi, buat apa saya berobat. Semoga lewat pengobatan alternatif bisa sembuh dan syukur-syukur bisa ganteng," ungkapnya masih berbumbu canda.
Melalui pengobatan alternatif, Epy tetap mengontrol kondisinya dengan ramuan yang disarankan Jeng Ana.
Aktor komedian itu menjaga staminya dengan mengonsumsi sarang semut.
Apa itu?
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
"Kang Epy kan tidak pernah minum suplemen, nah kami racikkan yang natural. Jadi lebih baik dengan sarang semut," ucap Jeng Ana, Jumat, (24/5/2013), di kawasan Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Lantas apa itu sarang semut?
Manfaat Sarang Semut
Sarang semut memang sering dikaitkan sebagai salah satu obat alternatif yang konon dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
"Sarang semut itu sebenarnya benalu, karena di dalamnya ada semacam labirin jadi ditinggali semut.
"Di dalamnya ada zat flavanoid dan Tanin. Flavonoid berguna untuk pencegahan kanker, kalau tanin gunanya buat penyembuhan penyakit," kata Suhirman, salah satu agen sarang semut, mengutip dari Kompas.com.
Baca Juga: 5 Makanan untuk Obat Maag yang Ternyata Selalu Ada Di Dapur Rumah
Hasil penelitian dari Toyama Medical and Pharmaceutical University, Jepang, menyebutkan bahwa sarang semut dengan spesies H. formicarum menunjukkan adanya aktivitas selektif untuk melawan sel kanker pada manusia.
Menurut Suhirman, sarang semut dapat dikonsumsi untuk penyintas kanker dalam beberapa hari.
"Kalau wasir, kanker yang stadium 1 atau 2 gitu paling minum 3-5 hari berturut-turut sudah mulai sembuh. Tapi kalau yang jantungnya bocor atau kanker yang sudah stadium 4 butuh lebih lama lagi. Bisa seminggu atau seminggu setengah," ungkapnya.
Untuk mengonsumsinya, sarang semut ini harus direbus terlebih dahulu.
Air hasil rebusan kemudian diminum.
Dalam sehari, sarang semut harus diminum 2 kali, pagi dan sore hari.
"Kalau yang sudah jadi bubuk rebus 2 sendok makan sarang semut dicampur 3 gelas air.
Kalau yang masih utuh, rebus segenggam sarang semut dicampur juga dengan 3 gelas air. Minum dingin atau panas ngak apa-apa," jelas Suhirman.
Hal ini juga dilakukan Epy Kusnandar yang mengonsumsi sarang semut setiap pagi dan sore.
"Sarang semut rasanya seperti jamur. Terus saya konsumsi seperti teh di pagi dan sore hari," timpal suami Karina Ranau tersebut.
Sarang semut bisa didapatkan dalam dua jenis, bubuk dan kering.
"Kalau yang bubuk itu sudah diparut, kalau yang kering itu dioven. Tapi dua-duanya sama-sama ampuh, nggak ada beda," jelas Suhirman.
Harga sarang semut bubuk ukuran plastik 0,25 kg Rp 150.000. Sedangkan sarang semut yang dioven berharga sekitar Rp 200.000 per bungkus.
Sejauh ini, Epy merasa dampak luar biasa. Badannya sangat bugar dengan kebiasaan mengonsumsi sarang semut.
"Gara-gara sarang semut enggak ada penyakit," ucap Epy.
Jeng Ana menuturkan bahwa sarang semut tidak ada di Jakarta. "Adanya di Papua," tandas wanita berkerudung itu.
Epy Kusnandar tidak pernah mengeluhkan sakit setelah sembuh dari kanker otak yang dideritanya.
Walau Epy Kusnandar sembuh dari penyaklitnya dengan mengonsumsi sarang semut ini, bagi penyintas kanker lainnya perlu konsultasikan lebih lanjut kepada dokter sebelum mengonsumsi obat herbal tersebut.
KOMENTAR