"Nggak ada gejala apa-apa awal sakit. Dia cuma langsung lagi mau baca naskah. Sudah beberapa tahun Trans kasih hp ke Bapak. Awal mau sakit itu gini dia kan manggil saya Teteh, 'Teh kok hp Aa rusak ya? Coba ini dibetulin!' Itu dia nggak panas, nggak darah tinggi. 'Ini hp nggak apa-apa.' Dia coba lagi, 'Ini rusak Teh tolong. Aa mau isi suara.' Sudah beberapa kali begitu. Saya bilang, ini otak dan tangan sudah nggak sinkron, bukan hp-nya yang rusak," cerita istri Pak Ogah.
Ia mengatakan jika pak Ogah dirasa sudah mulai tak fokus dan sering salah dalam bertindak.
"Sampai sekarang pakai baju salah, kalau makan kayak anak umur 3 tahun ampar-amparan. Berusaha tenang, belajar makan.
Karena nggak fokus. Kalau kata dokter otak sama tangan, sama semuanya udah nggak connect," tuturnya.
Dua bulan berjalan pernyakitnya semakin parah, pak Ogah sampai tak mampu berjalan dengan normal dan harus dibantu untuk menggunakan pakaian.
"Dua bulan parah banget, jalan pun nggak bisa. Kalau sekarang jalan sama kaki nggak bisa. Ada tiang misalkan ditabrak, kulkas ditabrak, gelas ada ini kesenggol pecah.
Otak sama ini (tangan dan kaki) nggak connect. Celana dipakein, baju juga dipakein. Bukannya dia nggak bisa gerak ya, cuma semua harus perlu perhatian," beber istri Pak Ogah.
Lambat laun, istri Pak Ogah merasakan perbedaan dari suara suaminya itu hingga sampai saat ini tak bisa berbicara dengan lancar.
"Kalau kambuh sekarang dia cuma panas seluruh badan panas. Habis dari situ suara makin kacau ngomong nggak ada yang ngerti. Tapi kalau daya ingat kalau yang kemarin kejadian pun nggak tahu. Lemahnya itu kalau dia panas. Dari sakit yang dia bisa bilang cuma pulang yuk, pulang yuk, dari awal sakit cuma pulang yuk yang dia bisa, yang lain ngawur," ungkapnya.
Bahkan, Pak Ogah semakin lama kesulitan untuk berbicara dan kini sudah tidak bisa berbicara sama sekali..
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :
Source | : | gridfame |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR