SajianSedap.com - Salah satu yang dilakukan saat terkonfirmasi positif covid-19 adalah isolasi mandiri atau isoman.
Tindakan ini dilakukan sebagai salah satu pencegahan penularan dari orang yang terkonfirmasi positif corona agar tidak menularkan kepada orang lain.
Isoman biasa dilakukan di rumah atau di tempat khusus yang dilakukan pada orang tanpa gejala ataupun gejala ringan selama proses penyembuhan covid-19.
Nah, selama menjalani isoman ini, beberapa obat atau suplemen dianjurkan untuk dikonsumsi unutk mempercepat penyembuhan.
Namun, perlu diperhatikan, ada beberapa jenis obat yang tidak dianjurkan bahkan tidak boleh dikonsumsi bagi orang yang menjalani isolasi mandiri.
Apa saja obat? simak ulasannya agar Anda tidak sembarangan minum obat.
Obat yang Dilarang Dikonsumsi saat Isoman
Selama menjalani isolasi mandiri beberapa obat memang dianjurkan untuk dikonsumsi.
Namun, perlu diwaspadai juga ada jenis obat yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena bisa menyebabkan efek yang berbahaya.
Hal itu seperti dijelaskan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia yang dilansir dari laman Kompas.com (16/7/2021).
Dimana mereka menyatakan, dalam keadaan apapun saat sakit, instruksi tenaga kesehatan pasien harus diikuti dengan tepat.
Jangan asal inisiatif mengonsumsi obat tanpa basis bukti ilmiah, dan hanya karena pernah mendengarnya dari omongan tetangga, netizen di media sosial, ataupun broadcast di grup-grup WhatsApp.
"Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan obat lain tanpa anjuran dari tenaga kesehatan," tegas WHO Indonesia seperti dikutip Kompas.com melalui akun Instagram resminya @whoindonesia.
Berikut jenis obat yang harus dihindari pasien Covid-19 saat isolasi mandiri di rumah.
1. Obat antibiotik tanpa resep dokter
Para ahli dan juga WHO menegaskan agar masyarakat terutama psien Covid-19 tidak asal mengonsumsi obat-obatan yang hanya diketahui berdasarkan cerita-cerita yang menyebar luas di media sosial tanpa diketahui benar dan tidaknya, salah satunya antibiotik.
"Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan antibiotik. Covid-19 disebabkan oleh virus. Antibiotik tidak berdampak pada virus," jelas WHO.
Dokter akan meresepkan antibiotik hanya jika pasien Covid-19 memiliki gejala yang disebabkan infeksi bakteri, dan itu butuh analisis yang pasti oleh dokter.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
2. Obat hidroksiklorokuin
Obat berikutnya yang harus dihindari pasien Covid-19 adalah hidroksiklorokuin.
Hidroksiklorokuin adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit malaria.
Meski pada awalnya obat yang satu ini diisukan dapat mengobati pasien Covid-19, tetapi dalam hasil pengujian atau risetnya menunjukkan bahwa obat itu tidak memiliki efek positif pada pasien yang dirawat di rumah sakit akibat infeksi Covid-19 dan bahkan dapat meningkatkan risiko kematian.
Sehingga, jangan coba-coba untuk mengonsumi obat malaria yang satu ini saat terinfeksi Covid-19.
3. Obat lopinavir
Obat berikutnya yang tidak boleh dikonsumsi pasien Covid-19 adalah Lopinavir.
Lopinavir adalah kombinasi obat antivirus yang digunakan sebagai obat pendukung untuk menangani infeksi HIV.
Sehingga, Lopinavir menjadi obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi antiretroviral (ART) untuk orang dengan HIV.
Ilmuwan Inggris dari Universitas Oxford yang menjalankan uji coba RECOVERY pada bulan Juni mengatakan bahwa hasil awal menunjukkan tak ada manfaat dari obat lopinavir-ritonavir dalam menurunkan risiko kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Pada Oktober 2020, temuan lengkap yang terbit di jurnal medis The Lancet, dikatakan ada 23 % dari mereka yang diberi obat HIV meninggal dalam 28 hari setelah pengobatan dimulai.
Sementara pasien yang mendapat perawatan biasa, tercatat 22 % meninggal.
4. Obat ivermectin
Obat ini kini memang kerap dikabarkan sebagai salah satu obat unuk pasien covid-19.
Akan tetapi, berdasarkan daftar obat-obat yang dikeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak ada obat Ivermectin di dalamnya.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan bahwa Ivermectin adalah obat keras yang tidak boleh dibeli secara perseorangan tanpa resep dokter, dan tidak bisa diperjualbelikan tanpa distribusi obat yang baik.
Penny juga menegaskan, penggunaa Ivermectin saat ini hanya untuk cacingan dan infeksi cacingan.
Sehingga, masyarakat tidak boleh menggunakan obat ini secara sembarangan untuk mengobati penyakit apalagi mencegah Covid-19.
Sebab, data-data uji klinis yang ada belum kompulsif untuk menunjang Ivermectin sebagai obat Covid-19.
WHO juga menyarankan agar pengobatan Covid-19 ivermectin hanya dilakukan dalam uji klinis saja.
5. Obat remdesivir
Obat berikutnya yang tidak direkomendasikan WHO untuk pengobatan pasien Covid-19 adalah Remdesivir.
WHO saat ini belum merekomendasikan penggunaan remdesivir pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, apa pun tingkat keparahan penyakitnya, karena belum ditemukan bukti yang cukup kuat bahwa penggunaannya bermanfaat.
Kendati demikian, covifor remdesivir sudah mendapat persetujuan EUA dari BPOM Indonesia dalam pengobatan pasien Covid-19.
"Obat yang sudah pendapatkan EUA sebagai obat Covid-19 baru dua, Remdesivir dan Favipiravir," ujar Penny dalam pemberitaan.
"Tapi, tentu saja, berbagai obat yang juga digunakan sesuai dengan protap yang sudah disetujui tentunya dari organisasi profesi ini juga kami dampingi untuk percepatan apabila membutuhkan data pemasukan atau data untuk distribusinya," kata Penny.
Dengan begitu, pasien Covid-19 tidak boleh mengonsumsi obat yang ada zat aktif remdesivir jika tidak diresepkan atau atas izin dokter penanggung jawab maupun pihak fasyankes yang menangani pasien tersebut.
6. Obat steroid
Jenis obat berikutnya yang tidak boleh dikonsumsi atau harus dihindari pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah adalah steroid.
Salah satu jenis steroid yang sempat diklaim mampu meningkatkan potensi kesembuhan pasien Covid-19 adalah Deksametason.
Namun, Infectious Disease Society of America, obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dalam kasus Covid-19 yang ringan karena dapat membatasi kemampuan tubuh untuk melawan virus.
"Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan steroid: Penggunaan berlebih steroid dapat berdampak serius dan mengancam nyawa, termasuk infeksi mukormikosis (jamur hitam)," jelas WHO Indonesia.
Nah, untuk itu jangan langsung percaya mengani kabar yang beredar mengenai obat bagi pasien covid-19.
Selalu pathui himabauan pemerintah serta dinar terkait mengenai obatapa saja yang harus dikonsumsi saat menjalani isolasi mandiri dan tidak boleh.
Selalu jaga kesehatan, jaga jarak dan hindari kerumunan.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul Pasien Covid-19 Harus Hindari Konsumsi 6 Obat Ini Saat Isolasi Mandiri di Rumah
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Source | : | Gridhealth |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR