SajianSedap.com - Masih ingat dengan sosok aktor satu ini?
Sosoknya pernah tenar berkat perannya bersama Ayu Azhari dalam sinetron Putri Duyung.
Dialah Zainal Abidin Domba, aktor 90-an yang mengawali kariernya lewat pentas teater ibukota.
Setelah mencicipi dunia teater, kariernya mulai merangkak hingga kerap muncul di layar kaca.
Namun sayang, nasibnya justru berubah drastis.
Zainal tiba-tiba menghilang lalu dikabarkan meninggal dunia.
Bagaimana kronologinya?
Kematian Zainal Abidin Domba
Kematian aktor Zainal Abidin Domba cukup mengagetkan industri hiburan.
Nama Zainal mulai bersinar setelah beradu peran dengan Ayu Azhari pada sinetron Putri Duyung.
Namun, ia tiba-tiba dikabarkan meninggal pada Januari 2015.
Rupanya, lama tak terdengar kabarnya dan pilih vakum dari dunia hiburan, Zainal ternyata menderita penyakit kanker usus stadium 4.
Penyakititulah yang menggerogoti dirinya hingga akhinya menghembuskan napas terkahirnya.
Rupanya Ia memang sengaja menyembunyikan penyakitnya pada khalayak ramai.
Hal itu disampaikan sendiri oleh putri almarhum, Firda.
Dikatakannya, sang ayah sudah sakit selama kurang lebih satu tahun.
Dilansir dari Tribun News, putra ketiganya, Fariz, juga sempat menjelaskan awal mula ayahnya bisa terkena kanker usus yang cukup parah.
Menurutnya, kebiasaan merokok sang ayah adalah penyebabnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Meski ada faktor gen, tapi dokter mengatakan kalau pemicunya adalah rokok.
Soalnya, Zainal sempat berhenti merokok selama tiga tahun dan badannya berubah jadi gemuk dan sehat.
Setelah divonis kanker usus, Fariz juga mengatakan kalau dokter sempat memberlakukan pantangan makan.
Dokter melarang Zainal untuk mengonsumsi makanan atau camilan yang terbuat dari terigu.
Fariz berkata kalau ayahnya pun mematuhi larangan tersebut.
Apalagi Ia tahu kalau ayahnya cukup pemilih untuk urusan makanan.
Zainal disebutnya termasuk orang yang tidak mau makan makanan yang dijual di pinggir jalan.
Hal ini bisa jadi pembelajaran bagi kita untuk senantiasa memperhatikan kesehatan tubuh.
Dimulai dari kebiasaan sehat, sampai mulai sadar untuk memilih makanan yang sehat.
Karier Zainal Abidin Domba
Diktuip dari Kompas.com, Zainal Abidin Domba (57), yang meninggal dunia di Rumah Sakit Sentra Medika, Depok, Jawa Barat, Senin (26/1/2015), sempat bekerja serabutan.
Dalam ensiklopedia pada situs jakarta.go.id tercatat, Zainal, yang dikenal sebagai aktor teater, film, dan sinetron, lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 15 April 1957.
Dari kota kelahirannya, ia mengembara ke berbagai kota di Indonesia, antara lain Medan, Padang, dan Ternate.
Akhirnya, ia sampai di Jakarta. Mula-mula ia menghidupi dirinya di Jakarta dengan bekerja serabutan.
Namun, Zainal, yang berpendidikan terakhir STM Bangunan, meyakini bahwa bekal utama untuk menjadi seorang pemeran bukan kecantikan dan ketampanan, melainkan kekayaan batin.
Dengan pemikirannya itu, Zainal lalu terjun ke dunia teater.
Hasilnya, ia dikukuhkan menjadi Aktor Terbaik versi Festival Teater Jakarta pada 1982 dan 1983.
Bersama Teater SAE, yang dipimpin oleh Boedi S Otong, ia tampil dalam cerita-cerita Ekstase Kematian Orang-orang (1984), Pertumbuhan di Atas Meja Makan (1990), dan Biografi Yanti (1991).
Ia juga main untuk Teater Kecil, yang dipimpin oleh Arifin C Noer, dalam Sumur tanpa Dasar (1988).
Kemudian, ia mengambil bagian dalam Inspektur Jenderal (1993), yang disajikan oleh Teater Populer asuhan Teguh Karya.
Di dunia sinetron, Zainal masuk nominasi Festival Sinetron Indonesia (FSI) 1995 berkat aktingnya dalam Pakaian dan Kepalsuan, yang disutradarai oleh Teguh Karya.
Sebelumnya, dalam FSI 1994, ia meraih piala Vidia sebagai Pemeran Pembantu Terbaik berkat aktingnya dalam Alang-Alang.
Namanya baru populer melalui perannya dalam sinetron komedi Kipas-kipas Asmara (1996), sebagai Rifai atau Pa'i, suami Inneke Koesherawati.
Zainal main pula dalam film-film, antara lain, Secangkir Kopi Pahit (1985), Issue (2004), Roh (2007), dan 3 Hati, Dua Dunia, Satu Cinta (2010).
Source | : | sajiansedap.com,Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR