Terlebih lagi, beberapa penelitian kecil menunjukkan bahwa makan kentang yang bertunas selama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir.
Oleh karena itu, wanita hamil harus menghindari kentang bertunas.
Bisakah menghilangkan senyawa beracun dari kentang yang bertunas?
Glikoalkaloid terutama terkumpul di daun, bunga, mata kentang, dan tunasnya.
Selain bertunas, perubahan fisik pada kentang, warna hijau, dan rasa pahit adalah tiga tanda bahwa kandungan glikoalkaloid kentang mungkin telah meningkat secara dramatis.
Oleh karena itu, membuang kecambah, mata, kulit hijau, dan bagian yang rusak dapat membantu mengurangi risiko keracunan.
Selain itu, mengupas dan menggoreng dapat membantu mengurangi kadar glikoalkaloid, meskipun merebus, memanggang, dan memanaskan di microwave tampaknya tidak banyak berpengaruh.
Namun, hal itu masih tidak jelas apakah cukup untuk melindungi tubuh dari toksisitas glikoalkaloid.
Untuk alasan tersebut, Pusat Racun Nasional menyarankan agar kentang yang telah tumbuh atau berubah menjadi hijau dibuang.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR