Sajiansedap.com - Air minum menjadi hal yang wajib banget ada di rumah.
Karena setiap hari kita diharuskan minum air putih minimal delapan gelas per hari.
Nah, sumber air minum di setiap rumah pun pastinya berbeda-beda.
Ada yang terbiasa minum dari air galon kemasan, tak sedikit juga yang memilih untuk memasak sendiri airnya.
Kedua pilihan ini ternyata miliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, nih.
Jika menggunakan air galon bisa langsung diminum dan terjamin kebersihannya.
Kekurangannya, air galon bisa membuat kita mengeluarkan biaya lebih mahal.
Untuk masak air, kita bisa gunakan air keran yang tanpa biaya, walaupun bisa menghabiskan gas karena harus dimasak.
Tapi, jangan sembarangan masak air dari keran, ya!
Kita harus perhatikan cara merebusnya agar aman untuk diminum.
Namun bukan berarti air mentah yang dimasak ini tidak layak konsumsi, ya.
Kita wajib tahu cara masak air keran yang tepat agar layak untuk dikonsumsi orang rumah.
Dokter pun merekomendasikan cara memasak air yang benar agar semua kuman dan patogen mati.
Tetapi sebelum itu kita wajib tahu fakta tentang air putih yang kita minum setiap hari ini.
Air Galon Tidak untuk Semua Orang
Air dari dispenser juga tidak selamanya bebas kuman.
Memang, biasanya orang dewasa tidak mengalami keluhan atau gangguan saat mengonsumsi air galon.
Namun, ada baiknya jika dikonsumsi oleh anak-anak, air galon dimasak terlebih dahulu.
Air yang digunakan untuk membuat susu sebaiknya dimasak terlebih dahulu sampai 100 derajat celsius.
Hal ini dilakukan untuk membunuh kuman yang masih tersisa sampai tuntas.
Lalu, bagaimana cara merebus air samapi layak dikonsumsi sehari-hari?
Dokter Mulyadi Tedjapranata dari Klinik Medizone, Jakarta Utara, membongkar caranya.
Cara merebus air untuk konsumsi sehari-hari
Keracunan tidak melulu berasal dari makanan.
Air minum juga bisa menjadi sumber kuman.
”Pada air mentah, banyak kuman yang bisa menimbulkan gejala keracunan, seperti diare,” kata dr. Mulyadi Tedjapranata.
Maka, memasak air menjadi penting untuk membunuh kuman yang ada di air.
Mulyadi menjelaskan, banyak orang keracunan karena tidak memasak air dengan cara yang benar.
Anggapannya, mendidih saja sudah cukup.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
”Padahal, air harus dimasak pada suhu 100 derajat celsius selama 5 sampai 10 menit, baru dimatikan,” kata Mulyadi.
Dengan demikian, kuman baru benar-benar akan mati
Ciri-ciri Air Tercemar
Dikutip dari Kompas.com, berikut ciri-ciri air yang tercemar yang berbahaya jika dikonsumsi berikut ini.
1. Airnya keruh
Pada proses penyulingan, umumnya warna air yang bening merupakan kunci penting untuk menguji seberapa baik kualitas air tersebut.
Kita bisa langsung mengetahui apa air minum tersebut tercemar atau tidak lewat mata telanjang.
Coba perhatikan apakah air terlihat keruh berawan atau bening.
Warna air minum yang keruh umumnya disebabkan oleh sejumlah partikel mikroba yang tidak bisa terlihat dengan jelas.
2. Air memiliki rasa aneh dan berbau
Pernahkah anda mencium bau aneh pada air yang akan diminum?
Sebelum meminum air, entah dari air minum isi ulang, air minum kemasan, atau air minum langsung dari keran, kita bisa mencium aromanya terlebih dahulu.
Air minum tercemar bisa dicium dari aromanya karena mineral yang terkontaminasi dengan senyawa kimia bisa mengeluarkan aroma tertentu.
Tidak jarang juga, dengan banyaknya senyawa organik sintetis dalam air bisa meninggalkan rasa yang aneh dan berbau.
Hal ini kemungkinan besar terjadi ketika sumber air minum logam seperti arsenik, kromium, atau timbal.
Jika demikian, artinya air minum tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
3. Air minum tercemar akan meninggalkan noda
Air keran atau air minum yang terkontaminasi, umumnya akan meninggalkan jejak pada benda-beda tertentu.
Perhatikan apakah, air minum yang biasa kamu minum dari keran meninggalkan warna seperti hijau kebiruan.
Itu bisa menjadi ciri air minum terkontaminasi oleh tembaga atau zat klorin.
Pada paparan tembaga yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan masalah seperti anemia, masalah pencernaan, atau bahkan kerusakan hati dan ginjal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Air Mendidih Saja Belum Cukup
KOMENTAR