SajianSedap.com - Saselovers pecinta kerupuk wajib berhati-hati.
Pasalnya, tak sedikit kerupuk yang dijual di pasar dan warung mengandung bahan berbahaya bagi tubuh.
Untuk meraup keuntungan maksimal, bahan berbahaya seperti lilin dan plastik digunakan sebagai bahan baku kerupuk.
Efek samping konsumsi kerupuk berbahaya ini pun baru terasa dalam jangka panjang, ketika kondisi tubuh sudah parah.
Nah, berikut ini 3 ciri-ciri kerupuk berbahaya yang harus kita hindari.
Yuk simak!
1. Warna yang terang terlihat tak alami
Lazim pagi pengrajin kerupuk menggunakan pewarna supaya kerupuk tampak menarik.
Tidak masalah, asalkan menggunakan pewarna makanan dalam jumlah normal.
Masalahnya, ada juga pengrajin kerupuk yang gunakan pewarna berbahaya, seperti pewarna tekstil.
Untuk membedakannya, warna yang kelewat terang dan tidak alami kemungkinan besar menggunakan pewarna berbahaya.
Tentunya kerupuk tersebut tak boleh dikonsumsi lantaran picu penyakit serius.
Hati-hati ya, Saselovers!
2. Kerupuk lebih renyah
Saselovers punya kerupuk yang sudah lama namun masih renyah?
Wajib hati-hati, nih.
Pasalnya, kerupuk yang sudah lama akan melempem secara alami.
Jika kerupuk masih renyah padahal sudah terkespos lama, kemungkinan pengrajin menggunakan bahan pengawet berbahaya.
Bisa jadi, kerupuk tersebut gunakan boraks yang mampu meningkatkan kerenyahan dan kekenyalan pada makanan.
Boraks sendiri adalah zat digunakan dalam sektor industri, misalnya untuk mengawetkan kayu.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
3. Aroma yang menyengat
Biasanya, kerupuk punya aroma 'minyak goreng' yang tak menyengat.
Namun jika Saselovers temukan bau tak alami pada kerupuk, sebaiknya dibuang.
Selain itu, kerupuk yang tak mudah hancur setelah diremukan bahkan dikunyah juga mesti diwaspadai.
Itu tadi tiga ciri-ciri kerupuk berbahaya yang wajib dihindari.
Yuk teliti sebelum membeli, Saselovers!
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Meski Banyak Disukai, Jangan Makan Kerupuk dengan Ciri-ciri Ini! Renyah dan Garing tapi Bisa Jadi Malapetaka
Source | : | Intisari |
Penulis | : | Sera B |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR