Lalu periksakan untuk mengetahui kondisi sel terapi kanker terbaru pasca terapi daun dewa.
Cara kedua, dan cara ini adalah cara paling sederhana adalah melalap 3 lembar daun terus hidup, rutin 2x sehari, selama 7 hari berturut-turut.
Bisa dilanjutkan sesuai dengan tingkat keparahan kanker yang diderita.
5. Bantu mengobati sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang disebabkan oleh radang dinding sinus.
Gejalanya khas dan mudah dikenali dalam bentuk pilek terus menerus tanpa disertai flu, suaranya berubah, rasa sakit di daerah wajah.
Penyakit ini tidak harus berakhir di meja operasi, dengan secara rutin dan berkala mengonsumsi 7 lembar daun dewa, yang diolah menjadi jus hingga sinusitis dapat disembuhkan.
6. Pengobatan alami penyakit hati
Manfaat daun dewa selanjutnya adalah untuk pengobatan penyakit hati tradisional. Khusus untuk mengobati penyakit hati, lebih baik dibuat jus daripada dimakan sebagai lalapan. Konsumsi secara teratur.
Sedikit catatan bagi penderita penyakit hati, usahakan untuk selalu menghindari makanan yang kaya lemak.
Selain penyakit-penyakit di atas, daun sambung nyawa juga dapat digunakan menyembuhkan ambeien, melancarkan buang air besar, mengobati radang tenggorokan (diminum rebusannya), menyembuhkan luka (daun diremas lalu ditempelkan pada luka), dan lain-lain.
Jika sedang hamil, menyusui, memiliki penyakit tertentu atau sedang menjalani pengobatan, maka sebaiknya diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan daun sambung nyawa sebagai pengobatan pendamping.
Manfaat Air Rebusan Daun Alpukat
Diabetes jadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesi.
Diabetes sangat erat kaitannya dengan gula darah yang tidak stabil.
Tapi, ketika Anda minum air rebusan daun alpukat bisa membantu dalam menstabilkan level darah.
Hal ini karena daun alpukat miliki kandungan vitamin B dan B6 yang mampu stabilkan kadar glukosa darah.
Artikel ini telah tayang di GridHEALTH.id dengan judul Pantas Tanaman Ini Disebut Dewa dan Penyambung Nyawa, Sembuhkan Diabetes Hingga Kanker!
Source | : | Gridhealth |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR